Kisah Satthikutapeta - Dhammapada
Kisah Satthikutapeta
Yavadeva anatthaya,
nattam balassa jayati,
hanti balassa sukkamsam,
muddhamassa vipatayam.
Kemampuan dari orang bodoh,
hanya dapat melukai dirinya sendiri,
memusnahkan kebajikannya,
dan kebijaksanaannya sendiri.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, sehubungan dengan hantu preta yang bernama Satthikutapeta.
Murid utama, biksu Maha Moggallana, melihat preta (hantu kelaparan) yang amat besar saat sedang berkeliling menerima dana makanan bersama biksu Lakkhana.
Dalam hal ini, Sang Buddha menjelaskan bahwa Satthikutapeta pada salah satu kehidupan lampaunya terlahir sebagai orang yang mahir melempar batu.
Pada suatu hari, ia memohon izin dari gurunya untuk mencoba kemampuannya. Gurunya berpesan agar ia tidak menargetkan sapi, atau manusia karena ia harus membayar ganti rugi kepada pemilik sapi atau keluarganya, namun carilah target yang tidak ada pemiliknya dan tidak terjaga.
Melihat seorang paccekabuddha, orang-orang bodoh itu kehilangan akal sehatnya. Mereka berpikir bahwa paccekabuddha tidak memiliki keluarga dan penjaga, maka akan cocok untuk dijadikan target.
Ia pun melemparkan sebuah batu kepada paccekabuddha yang sedang berkeliling menerima persembahan itu. Batu itu mengenai salah satu telinga paccekabuddha dan menembus keluar melalui telinga lainnya. Paccekabuddha itu tewas saat ia kembali ke vihara.
Pelempar batu itu dibunuh oleh umat paccekabuddha itu dan terlahir kembali ke alam neraka Avici. Setelah sekian lama, ia terlahir sebagai hantu preta dan menerima akibat kejahatan yang ia lakukan. Sebagai hantu preta kepalanya yang besar selalu dihantam-hantamkan dengan sebuah palu panas membara.
Sebagai kesimpulannya, Sang Buddha berkata, "Seorang yang bodoh, kemampuan atau keterampilannya hanya akan menyakiti dirinya sendiri."
Lalu Sang Buddha mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 072 bab Syair Orang Bodoh