Kisah Biksu-Biksu Dari Adhimanika - Dhammapada
Kisah Biksu-Biksu Dari Adhimanika
Yanimani apatthani,
alabuneva sarade,
kapotakani atthini,
tani disvana ka rati.
Bagaikan buah labu,
yang dibuang di musim gugur,
seperti itulah tulang-tulang putih ini,
apa yang menarik setelah melihatnya?
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan beberapa orang biksu yang membanggakan dirinya sendiri.
Lima ratus orang biksu, setelah menerima petunjuk meditasi dari Sang Buddha, pergi ke dalam sebuah hutan. Di sana mereka mempraktikkan meditasi dengan rajin dan tekun dan segera mencapai pemusatan pikiran (jhana).
Mereka mengira bahwa mereka telah melenyapkan nafsu keinginan mereka, mencapai kearahatan. Sebenarnya, mereka mereka hanya salah sangka terhadap diri mereka sendiri. Kemudian, mereka menemui Sang Buddha dengan maksud memberitahukan kepada-Nya tentang pencapaian kearahatan mereka.
Pada saat mereka tiba di depan pintu gerbang vihara, Sang Buddha berkata kepada biksu Ananda, "Biksu-biksu itu tidak akan memperoleh manfaat bila bertemu dengan-Ku sekarang. Mintalah mereka pergi ke pemakaman terlebih dahulu, setelah itu baru datang menemui-Ku."
Biksu ananda menyampaikan pesan Sang Buddha kepada mereka, dan mereka berpikir, "Sang Bhagava mengetahui semua hal. Pastilah Ia mempunyai alasan meminta kita pergi ke pemakaman terlebih dahulu."
Maka mereka pun pergi ke tempat pemakaman. Di sana, pada saat mereka melihat mayat-mayat yang membusuk terlihatlah oleh mereka kerangka-kerangka dan tulang belulang. Pada saat mereka melihat beberapa mayat yang masih baru mereka menyadari, dengan ketakutan, bahwa mereka masih memiliki nafsu keinginan di dalam diri mereka.
Sang Buddha yang berada di Aula Keharuman (Gandhakuti) melihat kejadian yang mereka alami, lalu memancarkan sinar keagungan-Nya dan muncul jelmaan-Nya di hadapan mereka.
Sang Buddha berkata, "Para biksu. Melihat tulang belulang yang memutih ini, apakah layak masih ada nafsu keinginan di dalam diri kalian?"
Lalu Sang Buddha mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, ke-500 orang biksu itu mencapai kesucian arahat.
Dhammapada ayat 149 bab Syair Usia Tua