Kisah Koka - Dhammapada
Kisah Koka, si pemburu
Yo appadutthassa narassa dussati,
suddhassa posassa ananganassa,
tameva balam pacceti papam,
sukhumo rajo pativatamva khitto.
Jika seseorang memfitnah seseorang yang tidak bersalah,
yang suci dan telah terbebas dari kekotoran batin,
kejahatan akan berbalik kepada orang bodoh itu,
bagaikan menabur pasir melawan arah angin.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, sehubungan dengan Koka, si pemburu.
Pada suatu pagi, ketika Koka membawa anjing-anjing berburunya berangkat pergi berburu, ia bertemu dengan seorang biksu yang sedang memasuki kota untuk menerima dana makanan. Koka menganggap itu sebagai pertanda buruk.
Ia bergumam, "Karena aku telah berjumpa dengan orang sial ini, aku rasa aku tidak akan mendapatkan apa pun hari ini."
Koka melanjutkan perjalanannya. Dan seperti dugaannya, ia tidak mendapatkan apa pun. Pada saat ia berjalan pulang ia kembali bertemu dengan biksu yang sama yang pulang ke vihara setelah menerima dana makanan di dalam kota, dan Koka amat marah.
Koka mengarahkan anjing-anjing berburunya kepada biksu itu. Dengan segera biksu itu memanjati pohon pada ketinggian yang hampir dapat dijangkau oleh anjing-anjing berburu Koka.
Koka menghampiri bawah pohon itu dan menusukkan ujung anak panahnya ke tumit kaki biksu itu. Biksu itu amat kesakitan dan tidak dapat menahan jubahnya, sehingga jibahnya melorot jatuh dari tubuhnya ke tubuh Koka yang berada di bawah pohon.
Anjing-anjing pemburu itu melihat jubah kuning itu mengira biksu itu jatuh dari pohon dan menerkam tubuhnya, menggigiti dan mencabiknya dengan buas.
Biksu itu dari atas pohon tempat berlindungnya mematahkan sebuah ranting kering dan melemparkannya ke arah anjing-anjing itu. Dan anjing-anjing itu menyadari bahwa mereka telah menyerang majikan mereka bukannya biksu itu, lalu mereka melarikan diri ke dalam hutan.
Biksu itu kemudian turun dari pohon dan menjumpai bahwa Koka telah meninggal dunia dan ia merasa kasihan kepadanya. Ia bertanya-tanya apakah ia juga bertanggung jawab atas kematiannya itu, karena pemburu itu meninggal karena telah tertutupi jubahnya. Maka, biksu itu mendatangi Sang Buddha agar mendapat penjelasan tentang keraguannya.
Sang Buddha berkata, "Putra-Ku, yakinlah dan jangan bimbang, kau tidak bertanggung jawab atas kematian pemburu itu. Kau tidak melanggar peraturan (sila) karena kematiannya. Itu karena pemburu itu melakukan sebuah kejahatan besar kepada seseorang yang seharusnya tidak dipersalahkan dan harus berakhir dengan tragis."
Lalu Sang Buddha mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, biksu itu mencapai kesucian arahat.
Dhammapada ayat 125 bab Syair Kejahatan