Kisah Upasaka Mahakala - Dhammapada
Kisah Upasaka Mahakala
Attana hi katam papam,
attajam attasambhavam,
abhimatthati dummedham,
vijaramvasmamayam manim.
Diri sendiri yang berbuat kejahatan,
muncul dari diri sendiri, berakibat pada diri sendiri,
menghancurkan si bodoh,
bagaikan berlian memecah batu yang membentuknya.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini padasaat berada di vihara Jetavana, sehubungan dengan Mahakala, si upasaka.
Pada hari sabbath, Mahakala, si upasaka, mengunjungi vihara Jetavana. Pada hari itu, ia menjalani hari sabbath dengan melaksanakan uposatha sila dan mendengarkan khotbah Dhamma hingga malam hari.
Pada malam yang sama, sekelompok pencuri memasuki sebuah rumah dan saat pemilik rumah terbangun, ia mengejar para pencuri itu. Kawanan pencuri melarikan diri ke segala arah, ada yang lari ke arah vihara.
Saat itu, hari menjelang fajar, upasaka Mahakala membasuh mukanya di kolam yang berada di vihara. Para pencuri menjatuhkan barang-barang curiannya tepat di depan Mahakala dan melarikan diri.
Saat pemilik barang tiba, mereka melihat Mahakala dengan barang-barang curian. Karena menduga Mahakala adalah salah satu dari kawanan pencuri, mereka memaki, mengancam dan memukulinya dengan keras. Mahakala pun tewas di tempat.
Di pagi harinya, beberapa biksu muda dan samanera dari vihara mendatangi kolam untuk mengambil air, mereka melihat sesosok jenasah yang mereka kenal.
Saat kembali ke vihara, mereka melaporkan apa yang telah mereka lihat dan berkata kepada Sang Buddha, "Bhante. Upasaka yang berada di vihara mendengarkan khotbah Dhamma semalam telah ditemukan meninggal secara tidak wajar."
Sang Buddha berkata kepada mereka, "Para biksu, jika kalian menilai dari sudut pandang karma baik yang telah ia lakukan pada kehidupan ini, ia terlihat tewas secara tidak wajar."
"Namun, pada kenyataannya, ia hanya menanggung akibat dari benih karma buruk yang pernah ia lakukan pada kehidupan lampaunya. Pada salah satu kehidupan lampaunya, saat ia menjadi anggota kerajaan di dalam istana raja, ia jatuh cinta kepada istri orang lain dan memukuli suami wanita itu hingga mati. Demikianlah, benih karma buruk pasti menyeret seseorang ke dalam masalah, bahkan menyeret seseorang ke alam rendah."
Lalu Sang Buddha mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 161 bab Syair Diri Sendiri