Kisah Brahmana Annatara - Dhammapada
Kisah Brahmana Annatara
Tanhaya jayati soko,
tanhaya jayati bhayam,
tanhaya vippamuttassa,
natthi soko kuto bhayam.
Dari keinginan timbul kesedihan,
dari keinginan timbul kecemasan,
mereka yang bebas dari keinginan,
tiada lagi kesedihan maupun kecemasan.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang brahmana yang menjadi petani.
Seorang brahmana hidup di Savatthi, ia lahir sebagai umat non-buddhis, akan tetapi, Sang Buddha mengetahui bahwa dalam waktu dekat brahmana itu mempunyai kesempatan untuk mencapai kesucian sotapanna. Maka Sang Buddha pergi mengunjungi tempat di mana sang brahmana sedang membajak ladangnya dan berbincang dengannya. Brahmana itu merasa sangat akrab dan berterima kasih kepada Sang Buddha karena telah memerhatikan dirinya dan pekerjaannya.
Pada suatu hari, brahmana itu berkata kepada Sang Buddha, "Petapa Gotama, pada saat aku memanen beras yang ada di ladangku, aku akan terlebih dahulu mempersembahkannya kepada-Mu sebelum aku menggunakannya. Aku tidak akan memakannya hingga aku telah mempersembahkan sejumlah beras kepada-Mu."
Akan tetapi, Sang Buddha tahu bahwa brahmana itu tidak memiliki kesempatan untuk memanen padi dari ladangnya tahun ini, namun Ia diam saja.
Lalu, malam sebelum brahmana itu akan memanen padinya, terjadi badai dan hujan turun dengan sangat lebat dan menyapu seluruh tanaman padi di ladang. Brahmana itu sangat tertekan karena ia tidak mampu lagi mempersembahkan berasnya kepada temannya, Pertapa Gotama.
Sang Buddha kemudian berkunjung ke rumah brahmana itu dan ia menceritakan kepada-Nya tentang malapetaka yang telah menimpa dirinya.
Sang Buddha menjawabnya, "Brahmana, kau tidak tahu penyebab kesedihan, namun Aku tahu. Jika kesedihan dan kecemasan muncul, itu adalah akibat keinginan."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, brahmana itu mencapai kesucian tingkat sotapanna.
Dhammapada ayat 216 bab Syair Kecintaan