Kisah Cucu Visakha - Dhammapada
Kisah Cucu Visakha
Pemato jayati soko,
pemato jayati bhayam,
pemato vippamuttassa,
natthi soko kuto bhayam.
Dari yang disayangi timbul kesedihan,
dari yang disayangi timbul kecemasan,
mereka yang bebas dari rasa sayang,
tiada lagi kesedihan maupun rasa cemas.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan Visakha, pendana vihara Pubbarama yang tersohor.
Pada suatu hari, salah seorang cucu perempuan Visakha yang bernama Sudatta meninggal dunia dan Visakha merasa sangat kehilangan serta berduka atas kematiannya.
Visakha pun pergi menemui Sang Buddha. Pada saat Sang Buddha melihatnya, Ia berkata, "Visakha, tidakkah kau menyadari bahwa kematian terjadi setiap hari di Savatthi?"
Sang Buddha melanjutkan, "Jika kau memandang semua kematian itu seperti kau merasakan kematian cucumu sendiri, maka kau akan menanggis dan berduka tiada henti-hentinya. Kematian seorang anak janganlah sampai terlampau banyak memengaruhimu. Kesedihan dan kecemasan muncul dari yang disayangi."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 213 bab Syair Kecintaan