Kisah Biksu Yang Keras Kepala - Dhammapada

Dhammapada ayat 311, 312 dan 313 bab Syair Neraka
Kisah Biksu Yang Keras Kepala

Kuso yatha duggahito,
hatthamevanukantati.
Samannam dupparamattham,
nirayayupakadhati.

Yam kinci sithilam kammam,
samkilitthanca yam vatam.
Sankassaram brahmacariyam,
na tam hoti mahapphalam.

Kayira ce kayirathenam,
dalhamenam parakkame.
Sithilo hi paribbajo,
bhiyyo akirate rajam.

Bagaikan tangan yang terluka,
akibat salah menggenggam daun kusa.
Demikian juga seorang biksu yang jahat,
akan terseret ke alam neraka.

Sembrono mengerjakan sesuatu,
tekad yang tidak tulus,
melanggar kehidupan suci,
semua itu tak akan membuahkan hasil.

Jika ada yang harus dikerjakan,
kerjakanlah dengan tekun dan benar,
kehidupan lemah sebagai seorang biksu,
hanya akan menambah tumpukan debu rintangan.

Sang Buddha mengucapkan ketiga ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang biksu yang keras kepala.

Terdapat seorang biksu yang merasa bersalah karena tanpa sengaja memotong rerumputan. Ia menceritakan hal itu kepada biksu-biksu lainnya. Biksu terakhir yang ia ceritakan mempunyai sifat ceroboh dan keras kepala, dan ia sama sekali tidak peduli dengan perbuatan-perbuatan jahat yang sepele.

Biksu ceroboh itu berkata kepada biksu itu, "Memotong rumput adalah pelanggaran yang sangat kecil sekali. Jika kau terus menerus menceritakan dan mengaku bersalah kepada biksu-biksu lain kau akan terbebaskan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Setelah berkata demikian, biksu ceroboh itu mencabuti sejumlah rumput dengan kedua tangannya untuk menunjukkan bahwa ia menganggap pelanggaran itu amat sepele.

Pada saat Sang Buddha diberi tahu tentang hal itu, Ia menegur biksu yang ceroboh dan keras kepala itu.

Sang Buddha lalu mengucapkan ayat-ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, biksu ceroboh itu menyadari betapa pentingnya pengendalian diri dalam kehidupan kebiksuan serta dengan ketat menjaga peraturan kebiksuan (patimokkha). Tak lama kemudian, dengan meditasi pandangan terang, ia mencapai kesucian tingkat arahat.

Dhammapada ayat 311, 312 dan 313 bab Syair Neraka



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.