Kisah Pertapa Nigantha - Dhammapada

Dhammapada ayat 316 dan 317 bab Syair Neraka
Kisah Pertapa Nigantha

Alajjitaye lajjanti,
lajjintaye na lajjare.
Micchaditthisamadana,
satta gacchanti duggatim.

Abhaye bhayadassino,
bhaye cabhayadassino.
Micchadittisamadana,
satta gacchanti duggatim.

Orang yang malu terhadap yang tidak memalukan,
dan tidak malu terhadap yang memalukan.
Karena pandangan salah ini,
akan menuju alam yang menyedihkan.

Orang yang takut terhadap yang tidak menakutkan,
dan tidak takut terhadap yang menakutkan.
Karena pandangan salah ini,
akan menuju alam yang menyedihkan.

Sang Buddha mengucapkan kedua ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan pertapa-pertapa nigantha yang hanya menutupi bagian depan tubuh mereka saja.

Pada suatu hari, beberapa orang pertapa nigantha pergi berkeliling menerima dana makanan sambil membawa mangkuk yang ditutupi sepotong pakaian. Beberapa orang biksu yang melihat mereka, berkata, "Para pertapa nigantha itu menutupi bagian depan tubuh mereka terlihat lebih sopan ketimbang para pertapa acelaka yang keluyuran tanpa pakaian."

Mendengar komentar itu, para pertapa menjawab, "Iya, demikianlah, kami memang menutupi bagian depan tubuh kami hanya untuk menutupi mangkuk kami, namun kami tidak menutupi rasa malu kami berpergian dengan telanjang. Kami hanya menutupi mangkuk kami agar debu tidak masuk ke makanan kami, bahkan debu juga mengandung kehidupan."

Pada saat biksu-biksu itu menceritakan apa yang dikatakan para pertapa nigantha itu, Sang Buddha berkata, "Para biksu, para pertapa yang berjalan dengan menutupi bagian depan tubuh mereka tidaklah merasa malu terhadap apa yang seharusnya memalukan, akan tetapi mereka malu terhadap apa yang seharusnya tidak memalukan. Oleh karena pandangan salah itu, mereka hanya akan berjalan menuju ke arah yang buruk."

Sang Buddha lalu mengucapkan ayat-ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, beberapa orang pertapa nighanta merasa takut dan menjadi pengikut Sang Buddha.

Dhammapada ayat 316 dan 317 bab Syair Neraka



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.