Kisah Seorang Brahmana Penipu - Dhammapada
Kisah Seorang Brahmana Penipu
Kim te jatahi dummedha,
kim te ajinasatiya,
abbhantaram te gahanam,
bahiram parimajjasi.
Apa gunanya rambut kusut, orang dungu?
Apa gunanya pakaian kulit kijangmu?
Dalam batin penuh dengan kekotoran,
dan kau tidak membersihkan nafsu-nafsumu.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Kutagara, di dekat kota Vesali, sehubungan dengan seorang brahmana penipu.
Seorang brahmana palsu memanjat pohon di dekat pintu gerbang Vesali dan bergantungan terbalik seperti seekor kelelawar di atas cabang pohon. Dari posisi yang aneh ini, ia berseru, "Para warga! Para warga! Bawakan saya seratus ekor sapi, beberapa batangan perak dan sejumlah budak. Jika kalian tidak membawakan semua itu kepadaku, jika aku terjatuh dari pohon ini dan mati, maka kota kalian ini akan binasa."
Masyarakat yang ada di kota takut kalau kota mereka akan hancur jika brahmana itu jatuh dan mati. Mereka membawakan semua benda-benda yang ia inginkan dan memohon kepadanya untuk turun.
Biksu-biksu yang mendengar peristiwa itu melaporkannya kepada Sang Buddha dan Sang Buddha berkata bahwa penipu hanya bisa menipu orang-orang bodoh, namun tidak pada orang bijaksana.
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 394 bab Syair Brahmana