Kisah Biksu Angulimala Dhammapada
Kisah Biksu Angulimala (2)
Usabham pavaram viram,
mahesim vijitavinam,
anejam nhatakam buddham,
tamaham brumi brahmanam.
Ia yang tanpa rasa takut, mulia, gagah,
bijak, sang penakluk nafsu, pembersih noda,
yang telah mencapai penerangan sempurna,
ia Kusebut orang suci.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Angulimala.
Pada suatu ketika, raja Pasenadi dan ratu Mallika mengadakan persembahan makanan kepada Sang Buddha beserta biksu-biksu-Nya yang berjumlah 500 orang biksu. Persembahan itu berskala besar yang tidak dapat dibandingkan oleh siapapun.
Pada acara itu, setiap biksu dilayani oleh seekor gajah yang memegangi sebuah payung putih di atas kepalanya untuk menutupi pancaran sinar matahari. Akan tetapi, panitia penyelenggara hanya dapat menghadirkan 499 gajah yang terlatih dengan baik dan mereka harus mengambil seekor gajah yang tidak terlatih dan gajah itu ditugaskan untuk memegangi payung untuk biksu Angulimala.
Meskipun orang-orang cemas kalau-kalau gajah tidak terlatih itu mungkin saja akan bermasalah, tetapi, pada saat digiring mendekat biksu Angulimala, gajah itu menjadi sangat patuh. Berdasarkan kejadian itu beberapa orang biksu kemudian bertanya kepada biksu Angulimala apakah ia merasa takut atau tidak. Biksu Angulimala menjawab bahwa ia tidak takut.
Biksu-biksu itu mendatangi Sang Buddha dan bertanya apakah benar kalau biksu Angulimala telah mencapai kesucian tingkat arahat.
Sang Buddha membenarkannya, "Para biksu! Itu sangat benar bahwa Angulimala tidak takut. Mereka yang seperti dia, tidak lagi akan merasa takut."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 422 bab Syair Brahmana