Dhammapada: Syair Bunga
01/044
Siapakah yang akan menguasai bumi ini,
alam Yama, alam manusia beserta alam dewa?
Siapakah yang akan menguasai Jalan yang telah diajarkan dengan jelas,
bagaikan ahli perangkai bunga memilih bunga?
02/045
Murid-murid Buddha akan menguasai bumi ini,
alam Yama, alam manusia beserta alam dewa.
Mereka akan menguasai Jalan yang telah diajarkan dengan jelas,
bagaikan ahli perangkai bunga memilih bunga.
Baca kisah 500 biksu dan pembicaraan mereka.
03/046
Setelah mengetahui bahwa tubuh ini bagaikan busa,
dan setelah menyadari sifat mayanya,
maka hendaknya seseorang mematahkan bunga nafsu keinginan,
dan menghilang dari pandangan raja kematian.
Baca kisah seorang biksu yang memandang tubuh sebagai bayangan.
04/047
Bagaikan orang memilih bunga,
seseorang yang pikirannya melekat kepada bafsu indria,
akan dibawa oleh Kematian,
seperti banjir besar menyapu sebuah desa yang tertidur.
Baca kisah pangeran Vitatubha dan suku Sakya.
05/048
Bagaikan seorang ahli rangkai bunga memilih bunga,
seseorang yang pikirannya melekat,
dan tidak pernah puas dalam nafsu indria,
maka akan dikuasai oleh Kematian.
Baca kisah Patipujika, dewi surga Trayastrimsa.
06/049
Bagaikan lebah mengisap madu dan terbang pergi,
tanpa merusak warna ataupun aroma bunga,
begitu jugalah, biksu tinggal dan berperilaku di dalam pedesaan.
Baca kisah si kikir Kosiya dan istrinya.
07/050
Seseorang janganlah menilai orang lain,
apakah mereka berbuat atau tidak berbuat kebajikan maupun kejahatan,
seseorang seharusnya menilai diri sendiri,
apakah telah melakukan atau tidak melakukan kebajikan maupun kejahatan.
Baca kisah pertapa Paveyya dan seorang wanita kaya.
08/051
Bagaikan sekuntum bunga yang indah,
namun tidak harum, bahkan tidak berbuah,
demikianlah, ajaran yang telah disampaikan dengan baik,
tidak akan ada manfaat bila tidak dipraktikkan.
09/052
Bagaikan sekuntum bunga yang indah,
harum semerbak, berbuah lebat,
demikianlah, ajaran yang telah disampaikan dengan baik,
akan bermanfaat bila dipraktikkan.
Baca kisah upasaka Chattapani dan 2 ratu utama raja Pasenadi.
10/053
Dari bunga-bunga pilihan, seorang ahli rangkai bunga dapat membuat berbagai perhiasan,
demikian juga, banyak kebajikan yang dapat diperbuat oleh seseorang untuk kelahiran dan kematian.
Baca kisah Visakha mendanakan vihara Pubbarama.
11/054
Keharuman bunga tidak dapat melawan hembusan angin,
begitu pun cendana, tagara, maupun melati,
hanya nama baik seseorang yang dapat melawan hembusan angin,
kemasyuran orang suci merebak ke segala penjuru.
12/055
Keharuman dari cendana, tagara,
bunga teratai dan melati,
dari semua keharuman,
aroma kebajikan melebihi segala kewangian.
Baca kisah pertanyaan biksu Ananda.
13/056
Tidaklah seberapa wanginya bunga ,
ataupun tagara dan cendana,
namun aroma kebajikan sangat semerbak,
dan menyebar hingga ke alam dewa.
Baca kisah Maha Kassapa dan dewa Sakka.
14/057
Mara tidak dapat menemukan jejak,
yang dilalui mereka yang suci,
yang hidup dengan penuh kesadaran,
dan telah terbebaskan dari kekotoran batin dengan pandangan benar.
Baca kisah biksu Godhika bunuh diri.
15/058
Sekuntum bunga teratai yang harum,
mungkin saja tumbuh,
di antara tumpukan sampah,
yang dibuang di tepi jalan.
16/059
Begitulah, di tumpukan sampah kebodohan,
murid-murid Sang Buddha,
bersinar dengan cemerlang,
dalam kebijaksanaan.
Baca kisah Garahadinna dan keajaiban bunga teratai.