Kisah Biksu Cakkhupala-Dhammapada

Dhammapada ayat 001 bab Syair Berpasangan
Kisah Biksu Cakkhupala

Manopubbangama dhamma,
manosettha manomaya,
manasa ce padutthena,
bhasati va karoti va,
tato nam dukkhamanveti,
cakkamva vahato padam.

Segala sesuatu dipelopori oleh pikiran**, dipimpin oleh pikiran, dan diciptakan oleh pikiran.
Jika seseorang berbicara atau bertindak dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya,
bagaikan roda mengikuti jejak sapi yang menarik pedati.

... dipelopori oleh pikiran; semua fenoma mental dipelopori oleh pikiran dalam arti pikiran yang menyebabkan munculnya perasaan (vedana), persepsi (sanna), dan bentuk-bentuk mental (sankhara).

Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan Cakkhupala, seorang biksu buta.

Pada suatu waktu, biksu Cakkhupala datang untuk bersujud kepada Sang Buddha di vihara Jetavana. Pada suatu malam, ketika sedang melakukan meditasi berjalan, ia tanpa sengaja menginjak mati beberapa ekor serangga.

Pagi harinya, beberapa biksu yang mengunjungi biksu Cakkhupala menemukan serangga-serangga yang tergeletak tak bernyawa. Para biksu itu berprasangka buruk terhadap biksu Cakkhupala dan melaporkan hal itu kepada Sang Buddha.

Sang Buddha bertanya kepada para biksu itu, bagaimana mereka tahu bahwa biksu Cakkhupala telah membunuh serangga-serangga itu. Mereka tidak dapat menjawab.

Sang Buddha lalu berkata, "Sama seperti kalian yang tidak melihat terjadinya pembunuhan itu, biksu Cakkhupala juga tidak melihat keberadaan serangga-serangga itu. Di samping itu, karena biksu Cakkhupala telah mencapai kearahatan, maka ia tidak lagi memiliki niat untuk membunuh, dan ia tidaklah bersalah."

Pada saat Sang Buddha ditanyai mengapa biksu Cakkhupala buta, padahal dirinya adalah seorang arahat, Sang Buddha menceritakan kepada mereka sebuah kisah kehidupan masa lampau.

Pada kehidupan masa lampaunya, biksu Cakkhupala adalah seorang tabib. Pada suatu hari, seorang wanita buta dan miskin datang kepadanya. Wanita itu berjanji palsu kepada sang tabib bahwa ia dan anak-anaknya akan menjadi pelayannya jika matanya dapat disembuhkan.

Karena wanita itu takut kalau dirinya dan anak-anaknya akan menjadi pelayannya, maka ia berbohong kepada sang tabib. Ia berkata kepada sang tabib bahwa kerusakan kedua matanya semakin parah, padahal pada kenyataannya, matanya telah sembuh total.

Tabib itu tahu kalau wanita itu mempermainkannya, dan sebagai balasan, tabib itu memberikan kepada wanita itu ramuan lain yang membuatnya benar-benar buta. Akibat tindakkan jahat itu sang tabib mengalami kebutaan selama beberapa kehidupan.

Lalu Sang Buddha mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, banyak di antara para biksu mencapai kearahatan yang disertai dengan pandangan terang (pati sambhida).

Dhammapada ayat 001 bab Syair Berpasangan



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.