Kisah Maha Kassapa (2) - Dhammapada
Kisah Biksu Maha Kassapa
Appamatto ayam gandho,
yayam tagaracandani,
yo ca silavatam gandho,
vati devesu uttamo.
Tidaklah seberapa wanginya bunga melati,
ataupun tagara dan cendana,
namun aroma kebajikan sangat semerbak,
dan menyebar hingga ke alam dewa.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan biksu Maha Kassapa.
Pada saat biksu Maha Kassapa bangkit dari meditasi nirodhasamapatti**, ia memasuki wilayah kumuh di Rajagaha untuk menerima dana makanan. Maksudnya adalah memberikan kesempatan bagi fakir miskin untuk memperoleh buah kebajikan yang besar karena telah mempersembahkan dana makanan kepada seseorang yang baru saja bangkit dari nirodhasamapatti.
Nirodhasamapatti; pencerapan batin mendalam setelah mencapai nirodha dengan menghentikan sementara 4 landasan indria.
Dewa Sakka, raja para dewa, berharap dapat memperoleh kesempatan mempersembahkan dana makanan kepada biksu Maha Kassapa. Ia bersama istrinya, Sujata, menjelma menjadi sepasang kakek dan nenek.
Biksu Maha Kassapa berdiri di depan pintu rumah mereka. Orang tua renta itu mengambil mangkuk dari tangan Maha Kassapa dan mengisinya dengan nasi dan kari, dan aroma sedapnya menyebar hingga ke seluruh kota.
Terlintas di dalam pikiran biksu Maha Kassapa bahwa pasangan itu bukanlah manusia biasa, dan ia sadar bahwa mereka adalah Sakka dan istrinya.
Sakka lalu mengakui dan berkata bahwa ia juga termasuk fakir miskin karena ia belum pernah memperoleh kesempatan mempersembahkan apa pun kepada siapa pun selama masa hidupnya para Buddha. Setelah berkata demikian, Sakka dan Sujata pergi meninggalkan biksu Maha Kassapa setelah terlebih dahulu bersujud kepadanya.
Sang Buddha, dari vihara, melihat kepergian Sakka dan Sujata dan memberitahukan kepada para biksu tentang Sakka mempersembahkan dana makanan kepada Maha Kassapa.
Para biksu berpikir bagaimana Sakka bisa tahu bahwa biksu Maha Kassapa baru saja bangkit dari nirodhasamapatti, dan tahu bahwa saat itu adalah waktu yang tepat untuk mempersembahkan sesuatu kepadanya. Pertanyaan itu mereka ajukan kepada Sang Buddha.
Sang Buddha menjawab, "Para biksu, ketenaran orang suci seperti putra-Ku, Maha Kassapa, menyebar jauh dan luas. Bahkan mencapai alam dewa. Karena kebajikannyalah, Sakka datang sendiri untuk mempersembahkan dana makanan kepadanya."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 056 bab Syair Bunga