Kisah Maha Kassapa (2) - Dhammapada

Dhammapada ayat 056 bab Syair Bunga
Kisah Biksu Maha Kassapa

Appamatto ayam gandho,
yayam tagaracandani,
yo ca silavatam gandho,
vati devesu uttamo.

Tidaklah seberapa wanginya bunga melati,
ataupun tagara dan cendana,
namun aroma kebajikan sangat semerbak,
dan menyebar hingga ke alam dewa.

Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan biksu Maha Kassapa.

Pada saat biksu Maha Kassapa bangkit dari meditasi nirodhasamapatti**, ia memasuki wilayah kumuh di Rajagaha untuk menerima dana makanan. Maksudnya adalah memberikan kesempatan bagi fakir miskin untuk memperoleh buah kebajikan yang besar karena telah mempersembahkan dana makanan kepada seseorang yang baru saja bangkit dari nirodhasamapatti.

Nirodhasamapatti; pencerapan batin mendalam setelah mencapai nirodha dengan menghentikan sementara 4 landasan indria.

Dewa Sakka, raja para dewa, berharap dapat memperoleh kesempatan mempersembahkan dana makanan kepada biksu Maha Kassapa. Ia bersama istrinya, Sujata, menjelma menjadi sepasang kakek dan nenek.

Biksu Maha Kassapa berdiri di depan pintu rumah mereka. Orang tua renta itu mengambil mangkuk dari tangan Maha Kassapa dan mengisinya dengan nasi dan kari, dan aroma sedapnya menyebar hingga ke seluruh kota.

Terlintas di dalam pikiran biksu Maha Kassapa bahwa pasangan itu bukanlah manusia biasa, dan ia sadar bahwa mereka adalah Sakka dan istrinya.

Sakka lalu mengakui dan berkata bahwa ia juga termasuk fakir miskin karena ia belum pernah memperoleh kesempatan mempersembahkan apa pun kepada siapa pun selama masa hidupnya para Buddha. Setelah berkata demikian, Sakka dan Sujata pergi meninggalkan biksu Maha Kassapa setelah terlebih dahulu bersujud kepadanya.

Sang Buddha, dari vihara, melihat kepergian Sakka dan Sujata dan memberitahukan kepada para biksu tentang Sakka mempersembahkan dana makanan kepada Maha Kassapa.

Para biksu berpikir bagaimana Sakka bisa tahu bahwa biksu Maha Kassapa baru saja bangkit dari nirodhasamapatti, dan tahu bahwa saat itu adalah waktu yang tepat untuk mempersembahkan sesuatu kepadanya. Pertanyaan itu mereka ajukan kepada Sang Buddha.

Sang Buddha menjawab, "Para biksu, ketenaran orang suci seperti putra-Ku, Maha Kassapa, menyebar jauh dan luas. Bahkan mencapai alam dewa. Karena kebajikannyalah, Sakka datang sendiri untuk mempersembahkan dana makanan kepadanya."

Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.

Dhammapada ayat 056 bab Syair Bunga



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.