Kisah Matthakundali-Dhammapada
Kisah Matthakundali
Manopubbangama dhamma,
manosettha manomaya,
manasa ce pasannena,
bhasati va karoti va,
tato nam sukha manveti,
chayava anapayini.
Semua bentuk mental dipelopori oleh pikiran, dipimpin oleh pikiran, dan diciptakan oleh pikiran.
Jika seseorang berbicara dan berbuat dengan pikiran suci, maka kebahagiaan akan mengikutinya,
bagaikan bayangan yang tak pernah meninggalkan seseorang.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan Matthakundali, seorang brahmana muda.
Matthakundali adalah seorang brahmana muda, putra dari Adinnapubbaka yang sangat pelit dan tak pernah berdana. Bahkan ia membuat sendiri perhiasan emas untuk anaknya demi menghemat upah pembuatan. Pada saat Matthakundali jatuh sakit, ia tidak dibawa ke tabib. Akhirnya semuanya terlambat.
Kini Adinnapubbaka menyadari bahwa putranya sedang sekarat, dan ia memapah putranya keluar ke beranda rumahnya dan dibaringkan di sana agar orang-orang yang datang ke rumahnya tidak mengetahui kondisi putranya.
Pada suatu pagi, Sang Buddha bangun lebih awal dari meditasi welas asih-Nya, dan melalui kekuatan batin-Nya, melihat Matthakundali terbaring di beranda. Maka pada saat memasuki Savatthi untuk menerima dana makanan, Sang Buddha berdiri di dekat pintu rumah brahmana Adinnapubbaka.
Selanjutnya Sang Buddha mengeluarkan sinar agung-Nya yang cemerang untuk menarik perhatian Matthakundali yang sedang berbaring menghadap dinding rumahnya. Ia menoleh kepada Sang Buddha. Karena jasmaninya sudah begitu lemah maka ia hanya dapat menggerakkan keyakinannya. Namun itu sudah lebih dari cukup. Ketika ia meninggal dunia dengan hati yang diliputi keyakinan kepada Buddha, ia terlahir kembali di alam surga Trayastrimsa.
Matthakundali, sang putra dewa, dari alam surga melihat ayahnya sedang berduka di makamnya. Matthakundali lalu menampakkan dirinya kepada ayahnya dengan menjelma dalam wujud Matthakundali. Ia memberitahukan kepada ayahnya bahwa ia telah terlahir kembali ke surga Trayastrimsa dan mendesaknya agar ayahnya mengunjungi dan mengundang Sang Buddha untuk menerima dana makanan.
Saat mengadakan jamuan kepada Sang Buddha di rumah Adinnapubbaka, semua tetangganya banyak melontarkan pertanyaan seputar apakah seseorang dapat dan tidak dapat terlahir kembali ke alam surga hanya dengan menggerakkan hati untuk yakin kepada Buddha, tanpa perlu berdana ataupun melaksanakan sila.
Sang Buddha meminta Matthakundali memunculkan dirinya. Segeralah Matthakundali muncul dengan mengenakan seluruh perhiasan surgawinya dan memberitahu kepada hadirin bahwa ia telah terlahir kembali di surga Trayastrimsa. Setelah itulah, semua hadirin yakin bahwa mendiang putra Adinnapubbaka hanya dengan yakin kepada Buddha saja telah memperoleh kebajikan yang begitu besar.
Lalu Sang Buddha mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, Matthakundali dan Adinnapubbaka mencapai kesucian sotapanna. Adinnapubbaka kemudian mendanakan hampir seluruh kekayaannya untuk kepentingan Buddha-Dhamma.
Dhammapada ayat 002 bab Syair Berpasangan