Kisah Nandagopalaka-Dhammapada
Kisah Nandagopalaka
Diso disam yam tam kariya,
veri va pana verinam,
micchapanihitam cittam,
papiyo nam tato kare.
Mencuri akan melukai pencuri,
musuh akan melukai musuhnya,
namun sebuah pikiran yang salah,
akan melukai dirinya jauh lebih parah.
Sang Buddha mengucapkan ayat itu pada saat mengunjungi rakyat kerajaan Kosala, sehubungan dengan Nanda, si pengembala.
Nanda adalah seorang pengembala yang menjaga sapi-sapi ternak milik Anathapindika. Walaupun dirinya hanyalah seorang pengembala, namun ia menjaganya seperti miliknya sendiri. Sesekali, ia mengunjungi rumah Anathapindika dan di sana ia kadang-kadang bertemu dengan Sang Buddha dan mendengarkan kotbah-Nya. Nanda meminta kepada Sang Buddha untuk berkunjung ke rumahnya. Tetapi Sang Buddha tidak segera ke sana, namun Ia berkata bahwa sewaktu-waktu Ia akan ke sana.
Setelah beberapa waktu, saat bepergian bersama pengikut-Nya, Sang Buddha pergi mengunjungi rumah Nanda, karena Ia tahu bahwa saat itu adalah saat yang tepat bagi Nanda untuk mendapatkan ajaran.
Nanda dengan penuh rasa hormat menyambut Sang Buddha dan para pengikut-Nya. Ia melayani mereka dengan susu dan produk-produk susu lainnya, serta makanan pilihan selama 7 hari. Di hari terakhir, setelah mendengar ajaran yang diberikan Sang Buddha, Nanda mencapai kesucian sotapanna. Saat Sang Buddha meninggalkan tempat itu, Nanda membawakan mangkuk-Nya, mengantar-Nya hingga ke jarak tertentu, lalu ia bersujud dan kembali ke rumahnya.
Tiba-tiba, seorang pemburu yang merupakan musuh lama Nanda, memanahnya. Para biksu yang mengikuti Sang Buddha melihat Nanda tergeletak tak bernyawa. Mereka segera melaporkan hal itu kepada Sang Buddha, "Bhante, karena Bhante kemari, Nanda memberikan persembahan besar kepada-Mu dan menemani-Mu, saat pulang ke rumah ia terbunuh ."
Sang Buddha berkata kepada mereka, "Para biksu. Aku datang atau tidak, ia tidak dapat menghindari kematian, seperti pandangan salah yang dapat melukai dengan parah dibandingkan yang dapat dilakukan oleh seorang musuh ataupun pencuri."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 042 bab Syair Pikiran