Kisah Pertapa Paveyya - Dhammapada
Kisah Pertapa Paveyya
Na paresam vilomani,
na paresam katakatam,
attanova avekkheyya,
katani akatani ca.
Seseorang janganlah menilai orang lain,
apakah mereka berbuat atau tidak berbuat kebajikan maupun kejahatan,
seseorang seharusnya menilai diri sendiri,
apakah telah melakukan atau tidak melakukan kebajikan maupun kejahatan.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, sehubungan dengan pertapa Paveyya dan seorang wanita kaya raya.
Seorang wanita kaya dari kota Savatthi menghidupi Paveyya, seorang pertapa, layaknya anaknya sendiri dan memenuhi semua kebutuhannya.
Pada saat wanita itu mendengar tetangga-tetangganya memuji Sang Buddha, ia sangat berharap dapat mengundang-Nya ke rumahnya untuk menerima dana makanan.
Maka Sang Buddha pun diundang. Makanan-makanan terpilih pun dipersembahkan. Pada saat Sang Buddha sedang ber-anumodana (anumodana; berterima kasih karena terjadinya suatu kebajikan. Sang Buddha biasanya ber-anumodana dengan berkotbah.), pertapa Paveyya, yang berada di ruang sebelah, marah sekali. Ia menyalahkan dan mengutuk wanita itu karena telah memuja Sang Buddha.
Wanita itu yang mendengar ia mengutuk dan mencacinya, merasa amat malu, sehingga ia tidak dapat fokus pada apa yang sedang dikotbahkan Sang Buddha.
Sang Buddha berkata kepadanya untuk tidak memperhatikan semua kutukan dan ancaman itu, namun harus fokus pada apa yang baik dan tidak baik pada dirinya sendiri.
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, wanita itu mencapai kesucian tingkat sotapanna.
Dhammapada ayat 050 bab Syair Bunga