Kisah Upasaka Chattapani - Dhammapada
Kisah Upasaka Chattapani
Yathapi ruciram puppham,
vannavantam agandhakam,
evam subhasita vaca,
aphala hoti akubbato.
Yathapi ruciram puppham,
vannavantam sagandhakam,
evam subhasita vaca,
saphala hoti kubbato.
Bagaikan sekuntum bunga yang indah,
namun tidak harum, bahkan tidak berbuah,
demikianlah, ajaran yang telah disampaikan dengan baik,
tidak akan ada manfaat bila tidak dipraktikkan.
Bagaikan sekuntum bunga yang indah,
harum semerbak, berbuah lebat,
demikianlah, ajaran yang telah disampaikan dengan baik,
akan bermanfaat bila dipraktikkan.
Sang Buddha mengucapkan ayat-ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan upasaka Chattapani dan dua ratu raja Pasenadi.
Seorang upasaka yang bernama Chattapani adalah seorang anagami yang tinggal di Savatthi. Pada suatu hari, Chattapani sedang berada di vihara mendengarkan kotbah Sang Buddha dengan penuh rasa hormat dan penuh perhatian. Pada saat yang bersamaan, raja Pasenadi dari kerajaan Kosala datang menemui Sang Buddha.
Chattipani tidak bangkit dari duduknya karena ia beranggapan bahwa jika ia bangkit dari duduknya berarti ia menghormati raja namun tidak menghormati Sang Buddha.
Hal itu ditanggapi raja sebagai penghinaan dan sangat tersinggung. Sang Buddha tahu persis apa yang dirasakan raja, maka Ia memuji Chattapani, yang sangat terlatih di dalam Dhamma dan juga telah mencapai kesucian anagami. Mendengar pujian itu, raja amat terkesan dan menghargai Chattapani.
Di kesempatan lainnya, pada saat raja bertemu dengan Chattapani, raja berkata, "Kau sungguh terpelajar. Bisakan kau datang ke istanaku dan memberikan ajaran Dhamma kepada kedua ratuku?"
Chattapani menolaknya, tetapi ia menyarankan agar raja memohon kepada Sang Buddha untuk mengutus seorang biksu untuk mengajarkan Dhamma kepada kedua orang ratunya. Maka, raja menghadap Sang Buddha dengan maksud itu.
Sang Buddha menunjuk biksu Ananda untuk pergi ke istana secara rutin untuk mengajarkan Dhamma kepada ratu Mallika dan ratu Vasabhakhattiya.
Setelah beberapa waktu, Sang Buddha bertanya kepada Ananda tentang kemajuan dari kedua ratu itu. Ananda menjawab bahwa Mallika mempelajari Dhamma dengan serius, sedangkan Vasabhakhattiya tidak saksama memperhatikan.
Setelah mendengar hal itu, Sang Buddha berkata bahwa Dhamma hanya akan berguna bagi mereka yang mempelajarinya dengan serius beserta rasa hormat dan perhatian yang baik kemudian mempraktikkan apa yang telah dipelajarinya.
Sang Buddha lalu mengucapkan kedua ayat itu.
Dhammapada ayat 051 dan 052 bab Syair Bunga