Kisah Biksu Bahubhandika - Dhammapada

Dhammapada ayat 141 bab Syair Hukuman
Kisah Biksu Bahubhandika

Na naggacariya na jata na panka,
nanasaka thandilasayika va,
rajojallam ukkutikappadhanam,
sodhenti maccam avitinnakankham.

Tidak dengan telanjang atau berambut kusut,
atau melumuri tubuh dengan lumpur, atau berpuasa,
atau tidur di tanah, membaluti tubuh dengan debu, atau dengan berjongkok,
seseorang tidak bisa menjadi suci, bila ia masih diliputi keragu-raguan.

Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, sehubungan dengan seorang biksu yang memiliki banyak perbekalan.

Pada suatu ketika, di kota Savatthi terdapat seorang kaya. Setelah kematian istrinya, ia memutuskan untuk menjadi seorang biksu.

Sebelum memasuki Sangha, ia mendirikan sebuah vihara yang terdapat ruang dapur dan gudang. Ia juga membawa perabot-perabotnya, perkakas-perkakas dan sejumlah besar persediaan beras, minyak, mentega, dan berbagai bekal lainnya.

Apapun yang ingin ia makan maka pelayan-pelayannya akan akan memasakkan untuknya. Demikianlah, walaupun hidup sebagai biksu akan tetapi ia hidup dalam kenyamanan, dan karena ia memiliki banyak bekal, ia dikenal dengan sebutan Bahubhandika.

Pada suatu hari, para biksu membawanya menghadap Sang Buddha, dan ia mengutarakan sendiri kepada Sang Buddha tentang banyaknya barang-barang yang ia bawa ke vihara, dan ia juga masih hidup mewah bagaikan orang kaya.

Sang Buddha berkata kepadanya, "Putra-Ku. Aku telah mengajarkan kepada kalian hidup dengan keras. Mengapa kau perlu membawa begitu banyak harta bersamamu?"

Karena teguran itu ia kehilangan kendali dan marah, "Begitulah, Bhante. Aku akan hidup seperti yang Kau harapkan."

Setelah berkata-kata demikian, ia nanggalkan jubah atasnya.

Melihat tindakannya itu, Sang Buddha berkata kepadanya, "Putra-Ku. Pada kehidupan sebelumnya kau adalah seorang raksasa. Walaupun raksasa, kau memiliki rasa malu (hiri) dan rasa takut (ottappa) untuk berbuat kejahatan. Kini kau adalah seorang biksu di bawah asuhan-Ku, mengapa kau malah melepaskan rasa malu dan takut itu?"

Mendengar kata-kata Sang Buddha, ia menyadari kesalahannya. Rasa malu dan takutnya muncul kembali, dan ia dengan penuh hormat bersujud kepada Sang Buddha dan meminta maaf.

Lalu Sang Buddha berkata kepadanya, "Berdiri di sana tanpa jubah atasmu sangatlah tidak pantas. Hanya dengan mengenyahkan jubahmu, tidak akan membuatmu menjadi biksu yang hidup keras. Seorang biksu juga haus menghapus keragu-raguannya."

Lalu Sang Buddha mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, banyak yang mencapai kesucian sotapanna.

Dhammapada ayat 141 bab Syair Hukuman



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.