Kisah Seorang Biksu Yang Ceroboh - Dhammapada
Kisah Seorang Biksu Yang Ceroboh
Mavamannetha papassa,
na mandam agamissati,
udabindu purati,
udakumbhopi purati,
balo purati papassa,
thokam thokampi acinam.
Seseorang seharusnya tidak meremehkan kejahatan,
beranggapan bahwa kejahatan kecil tidak akan berpengaruh,
bagaikan tempayan yang terisi penuh air hujan,
demikian juga,
orang bodoh penuh dengan kejahatan,
yang dihimpunnya sedikit demi sedikit.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, sehubungan dengan seorang biksu yang ceroboh dalam memakai perlengkapan vihara.
Seorang biksu setelah menggunakan perlengkapan apapun, seperti kursi atau bangku milik vihara, selalu tidak menyimpan kembali dan membiarkan benda-benda itu berada di ruang terbuka sehingga tersiram air hujan dan terkena paparan sinar matahari, dan akhirnya digerogoti rayap.
Saat biksu-biksu lain menegurnya akibat kebiasaan yang tidak bertanggung jawab itu, ia akan mengelak, "Aku tidak bermaksud merusak benda-benda itu. Lagipula, hanya terjadi sedikit kerusakan."
Kejadian itu berlajut dan terus menerus terjadi dan ia mengulangi lagi dan lagi perbuatannya itu. Pada saat Sang Buddha mengetahui hal ini, ia memanggil biksu itu.
Sang Buddha berkata kepada biksu itu, "Biksu, kau seharusnya tidak bertindak seperti ini. Kau seharusnya tidak meremehkan sebuah kejahatan, betapa pun kecilnya, karena akan menjadi besar jika kau rutin melakukannya."
Lalu Sang Buddha mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 121 bab Syair Kejahatan