Kisah Raja Suddhodana - Dhammapada
Kisah Raja Suddhodana
Uttitthe nappamajjeyya,
dhammam sucaritam care,
dhammacari sukham seti,
asmim loke paramhi ca.
Dhammam care sucaritam,
na nam duccaritam care,
dhammacari sukham seti,
asmin loke paramhi ca.
Jangan mengabaikan kewajiban melatih diri,
latihan itu harus dijalankan dengan benar.
Mereka yang menjalankan latihan dengan benar,
akan hidup bahagia di alam ini dan alam berikutnya.
Jalankanlah latihan dengan benar,
jangan menjalankan latihan yang menyimpang.
Mereka yang menjalankan latihan dengan benar,
akan hidup bahagia di alam ini dan alam berikutnya.
Sang Buddha mengucapkan kedua ayat ini pada saat berada di vihara Nigrodharama, di dekat kota Kapilavatthu, sehubungan dengan ayah Sang Buddha, raja Suddhodana.
Pada saat Sang Buddha mengunjungi Kapilavatthu untuk pertama kalinya Ia tinggal di vihara Nigrodharama. Di sana Sang Buddha membabarkan Dhamma kepada para kerabatnya.
Raja Suddhodana yakin bahwa Sang Buddha, putra kandungnya, tidak akan pergi ke tempat lain selain ke istananya untuk menerima dana makanan pada hari berikutnya.
Keesokan harinya raja meyiapkan dana makanan untuk 20.000 orang biksu. Namun, pada pagi itu Sang Buddha berkeliling menerima dana makanan dari rumah ke rumah bersama sekelompok biksu seperti yang dilakukan oleh Buddha-Buddha yang terdahulu.
Yasodhara, istri pangeran Siddharta sebelum menjadi Sang Buddha, melalui jendela istana melihat Sang Buddha sedang berkeliling menerima dana makanan. Ia memberitahukan hal itu kepada raja, dan raja pun buru-buru mendatangi Sang Buddha.
Raja Suddhodana berkata kepada Sang Buddha bahwa adalah hal memalukan bagi kaum kasta khattiya berkeliling mengemis makanan dari rumah ke rumah.
Sang Buddha menjawab bahwa itulah kebiasaan para Buddha, berkeliling menerima dana makanan dari rumah ke rumah, dan oleh karenanya hal itu adalah benar dan cocok bagi diri-Nya untuk melestarikan kebiasaan itu.
Sang Buddha lalu mengucapkan kedua ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, raja Suddhodana mencapai kesucian sotapanna.
Dhammapada ayat 168 dan 169 bab Syair Dunia