Kisah Seorang Biksu Muda Yang Tidak Puas-Dhammapada

Dhammapada ayat 186 dan 187 bab Syair Buddha
Kisah Seorang Biksu Muda Yang Tidak Puas

Na kahapana vassena,
titti kamesu vijjati,
appassada dukha kama,
iti vinaya pandito.

Api dibbesu kamesu,
ratim so nadhigacchati,
tanhakkhayarato hoti,
sammasambuddhasavako.

Walaupun hujan emas,
nafsu tidak dapat dipuaskan,
nafsu hanya mendatangkan sedikit kesenangan,
namun memuat banyak penderitaan.

Para umat Buddha,
orang bijaksana yang mengetahui hal itu,
tidak tertarik dengan kesenangan dewa sekalipun,
namun berbahagia di dalam pelenyapan kekotoran batin.

Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, sehubungan dengan seorang biksu muda yang tidak puas dengan kehidupan kebikhuannya.

Pada sutu ketika, di vihara Jetavana terdapat seorang biksu muda. Pada suatu hari, gurunya mengirimnya ke vihara lain untuk belajar.

Ayahnya sendiri telah menitipkan uang sebesar 100 kahapana (mata uang zaman itu) kepada paman biksu muda itu. Saat biksu muda itu kembali, pamannya menceritakan kepadanya tentang kematian ayahnya dan uang titipan itu.

Akhirnya, biksu muda itu berpikir bahwa lebih baik jika ia kembali hidup sebagai perumah-tangga, dan akibat pemikiran itu, ia menjadi tidak puas dengan kehidupan viharanya. Lama-kelamaan, ia mulai kehilangan hasrat terhadap kehidupannya dan tubuhnya menjadi kurus. Pada saat beberapa orang biksu tahu tentang hal itu, mereka membawa biksu muda itu untuk menghadap Sang Buddha.

Sang Buddha bertanya kepada biksu muda itu apakah benar ia merasa tidak suka lagi dengan kehidupan biksunya dan apakah ia memiliki modal untuk memulai hidup sebagai perumah-tangga. Biksu muda itu membenarkannya dan mengatakan bahwa ia memiliki uang sebesar 100 kahapana untuk memulai kehidupan perumah-tangganya.

Sang Buddha menjelaskan kepadanya bahwa ia perlu mencari makan, pakaian, keperluan rumah tangga, 2 ekor sapi, bajak, cangkul, pisau, dan lainnya. Uang 100 kahapana itu tidaklah cukup untuknya.

Lalu Sang Buddha memberitahukan kepadanya bahwa tidak ada rasa puas dalam diri makhluk hidup, termasuk raja dunia yang kapan saja dapat memunculkan koin-koin emas dan batu-batu pertama atau kekayaan yang tak terhitung.

Sang Buddha menceritakan kepadanya kisah Mandatu, raja dunia yang menikmati kesenangan para dewa di alam surga Catur Maha Rajika dan surga Trayastrimsa untuk masa yang lama sekali. Setelah melewati masa yang lama sekali di Trayastrimsa, pada suatu hari, Mandatu berharap dirinya dapat menjadi satu-satunya penguasa surga Trayastrimsa daripada harus berbagi dengan dewa Sakka. Tetapi sekali ini, keinginannya tidak tercapai dan malahan ia menjadi tua renta. Ia kembali ke alam manusia dan langsung meninggal dunia.

Sang Buddha lalu mengucapkan kedua ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, biksu muda itu mencapai kesucian tingkat sotapanna.

Dhammapada ayat 186 dan 187 bab Syair Buddha



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.