Kisah Pertanyaan Biksu Maha Moggallana-Dhammapada
Kisah Pertanyaan Biksu Maha Moggallana
Saccam bhane na kujjheyya,
dajja appampi yacito,
etehi tihi thanehi,
gavvhe devana santike.
Seharusnya seseorang bicara jujur,
tidak terhanyut di dalam kemarahan,
memberi walaupun sedikit saat diminta,
ketiga perbuatan itu akan membawa seseorang ke surga.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, sehubungan dengan pertanyaan biksu Maha Moggallana.
Pada suatu ketika, biksu Maha Moggallana mengunjungi alam surga dan melihat banyak sekali dewa-dewi yang hidup di bangunan-bangunan mewah. Sang biksu bertanya kepada mereka bajikan apa yang telah mereka tanam sehingga terlahir di alam dewa. Para dewa itu memberikan jawaban-jawaban yang berbeda.
Salah satu dewa terlahir di alam surga bukan karena banyak berdana, bukan juga karena mendengarkan Dhamma, namun hanya karena ia selalu berkata jujur.
Yang kedua menjawab adalah dewi yang terlahir di alam surga karena ia tidak marah kepada majikannya serta tidak mempunyai niat jahat terhadapnya walaupun ia sering dipukuli dan dikasari. Dengan mengendalikan amarahnya dan menjauhi kebencian, ia lahir sebagai dewi.
Kemudian, dewa lainnya terlahir di alam surga karena ia pernah memberikan sedikit dana seperti gula, buah-buahan, atau sedikit sayuran kepada seorang biksu dan orang lain.
Sepulangnya biksu Maha Moggallana dari alam surga, ia bertanya kepada Sang Buddha apakah mungkin memperoleh manfaat yang begitu besar hanya dengan berbicara jujur, atau mengendalikan tindak tanduk seseorang, atau memberikan sedikit benda-benda yang begitu sederhana seperti buah-buahan dan sayuran.
Sang Buddha berkata kepada biksu Maha Moggallana, "Putra-Ku, mengapa kau bertanya? Tidakkah kau sudah melihat secara langsung dan mendengar secara langsung apa yang para dewa katakan? Kau seharus tidak meragukan apapun. Sedikit benih kebajikan pasti bisa membawa seseorang ke alam dewa.
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 224 bab Syair Kemarahan