Kisah Anicca, Dukkha dan Anatta-Dhammapada
Kisah Tentang Anicca, Dukkha dan Anatta
Sabbe sankhara anicca ti,
yada pannaya passati,
atha nibbindati dukkhe,
esa maggo visuddhiya.
Sabbe sankhara dukkha ti,
yada pannaya passati,
atha nibbindati dukkhe,
esa maggo visuddhiya.
Sabbe sankhara anatta ti,
yada pannaya passati,
atha nibbindati dukkhe,
esa maggo visuddhiya.
Segala sesuatu tidak kekal,
jika bisa melihat kebenaran ini,
maka ia akan menjauhi penderitaan,
inilah jalan menuju kesucian.
Segala sesuatu menderita,
jika bisa melihat kebenaran ini,
maka ia akan menjauhi penderitaan,
inilah jalan menuju kesucian.
Segala sesuatu tanpa inti,
jika bisa melihat kebenaran ini,
maka ia akan menjauhi penderitaan,
inilah jalan menuju kesucian.
Sang Buddha mengucapkan ketiga ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, sehubungan dengan 3 kelompok 500 orang biksu.
Kisah Ketidakkekalan (Anicca)
Lima ratus orang biksu, setelah menerima petunjuk-petunjuk meditasi dari Sang Buddha, pergi ke dalam sebuah hutan untuk mempraktikkan meditasi, tetapi mereka hanya memperoleh sedikit kemajuan. Akhirnya mereka kembali menemui Sang Buddha untuk memperoleh petunjuk-petunjuk meditasi lainnya yang lebih cocok bagi mereka.
Dalam pikiran-Nya, Sang Buddha mengetahui bahwa biksu-biksu itu pada masa Kassapa Buddha telah bermeditasi terhadap ketidakkekalan. Maka, Sang Buddha berkata, "Para biksu, segala sesuatu yang berkondisi dapat berubah dan lenyap, oleh karena itu, tidak kekal."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat 277 itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, kelima ratus biksu itu mencapai kearahatan.
Kisah Penderitaan (Dukkha)
Lima ratus orang biksu, setelah menerima petunjuk-petunjuk meditasi dari Sang Buddha, pergi ke dalam sebuah hutan untuk mempraktikkan meditasi, tetapi mereka hanya memperoleh sedikit kemajuan. Akhirnya mereka kembali menemui Sang Buddha untuk memperoleh petunjuk-petunjuk meditasi lainnya yang lebih cocok bagi mereka.
Dalam pikiran-Nya, Sang Buddha mengetahui bahwa biksu-biksu itu pada masa Kassapa Buddha telah bermeditasi terhadap penderitaan. Maka, Sang Buddha berkata, "Para Biksu, 5 kelompok kehidupan (khandha*) mendatangkan derita dan tidak terpuaskan, maka semua itu adalah derita."
Khandha atau kelompok kehidupan terdiri dari; (1) Bentuk, yang menghasilkan kemelekatan terhadap bentuk-bentuk; (2) Perasaan, yang menghasilkan kemelekatan terhadap perasaan; (3) Persepsi, yang menghasilkan kemelekatan terhadap persepsi; (4) Pikiran, yang menghasilkan kemelekatan terhadap pikiran; dan (5) Kesadaran, yang menghasilkan kemelekatan terhadap kesadaran.
Khandha Sutta
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat 278 itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, kelima ratus biksu itu mencapai kesucian arahat.
Kisah Ketanpaintian (Anatta)
Lima ratus orang biksu, setelah menerima petunjuk-petunjuk meditasi dari Sang Buddha, pergi ke dalam sebuah hutan untuk mempraktikkan meditasi, tetapi mereka hanya memperoleh sedikit kemajuan. Akhirnya mereka kembali menemui Sang Buddha untuk memperoleh petunjuk-petunjuk meditasi lainnya yang lebih cocok bagi mereka.
Dalam pikiran-Nya, Sang Buddha mengetahui bahwa biksu-biksu itu pada masa Kassapa Buddha telah bermeditasi terhadap ketanpaintian atau ketanpaakuan. Maka, Sang Buddha berkata, "para biksu, 5 kelompok kehidupan adalah tanpa inti, semua itu berada di luar kendali kita."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat 279 itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, kelima ratus biksu itu mencapai kearahatan.
Dhammapada ayat 277, 278 dan 279 bab Syair Jalan