Kisah Biksu Laludayi - Dhammapada
Kisah Biksu Laludayi
Asajjhayamala manta,
anutthanamala ghara,
malam vanaassa kosajjam,
pamado rakkhato malam.
Tidak mengulang adalah noda pelajar,
tidak menjaga adalah noda kehidupan berumah tangga,
kemalasan adalah noda keindahan,
kelengahan adalah noda penjaga.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Laludayi.
Di Savatthi, setelah mendengar Dhamma yang dikhotbahkan oleh biksu Sariputra dan biksu Maha Moggallana, masyarakat selalu kembali sambil memuji kedua Murid Utama itu. Pada suatu hari, biksu Laludayi mendengar pujian mereka.
Biksu Laludayi berkata kepada orang-orang itu bahwa mereka juga akan memuji dirinya setelah mendengar apa yang ia khotbahkan. Masyarakat pun meminta biksu Laludayi untuk mengkhotbahkan Dhamma.
Ia naik ke atas mimbar namun tidak berkata apa pun. Ia meminta para pendengar untuk terlebih dahulu mendengarkan khorbah dari biksu lain sebelum ia memulai khotbah. Dengan cara itu, ia menunda khotbah sebanyak 3 kali.
Para hadirin sudah tidak sabar lagi terhadapnya. Mereka berteriak, "Kau yang terbodoh! Saat kami memuji kedua Murid Utama kau membual kalau kau juga bisa membabarkan Dhamma sebaik mereka. Mengapa kau tidak berkhotbah sekarang juga?"
Biksu laludayi akhirnya melarikan diri dan orang-orang mengejarnya. Karena ketakutan dan tidak memperhatikan ke arah mana ia berlari, ia terjatuh ke dalam kubangan kotor.
Pada saat Sang Buddha diberitahukan tentang peristiwa itu, Ia berkata, "Laludayi hanya belajar sedikit Dhamma, ia tidak melafalkan Paritta secara rutin, ia juga melupakan semuanya. Seberapa sedikit pun yang ia pelajari akan usang karena tidak mengulanginya."
Lalu Sang Buddha mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 241 bab Syair Noda-Noda