Dhammapada: Syair Pikiran
01/033
Pikiran selalu mengembara dan tidak menentu,
sangat sulit mengendalikan dan menguasainya,
orang bijaksana berlatih meluruskan pikirannya,
bagaikan seorang pembuat panah meluruskan anak panahnya.
02/034
Bagaikan seekor ikan yang mengelepak saat dikeluarkan dari dalam air,
dan dilemparkan ke tanah yang kering,
seperti itulah pikiran yang mengelepak saat dikeluarkan dari dunia sensual,
untuk menghindari kuasaan mara.
Baca kisah biksu Meghiya dan taman mangga yang indah.
03/035*
Pikiran amat sukar dikendalikan,
berubah-ubah dan gesit,
pikiran bergerak dan melekat ke segala tempat yang ia kehendaki,
pikiran yang terkendali akan membawa kebahagiaan.
Baca kisah seorang biksu dan seorang upasika.
04/036
Pikiran tidak mudah terlihat, amat lembut dan halus,
pikiran bergerak dan melekat ke segala tempat yang ia kehendaki,
orang bijaksana menjaga pikirannya,
pikiran yang terjaga akan mendatangkan kebahagiaan.
Baca kisah seorang biksu yang tidak puas.
05/037
Pikiran mengembara jauh dan bergerak sendiri,
pikiran tidak berwujud, terletak di dalam gua hati,
mereka yang mengendalikan pikiran mereka,
akan terbebas dari jeratan mara.
Baca kisah biksu Samgharakkhita dan keponakannya.
06/038
Bila seseorang pikirannya tidak menentu,
bila ia lalai pada Dhamma Luhur,
bila memiliki keragu-raguan,
maka pengetahuannya tidak akan sempurna.
07/039
Bila seseorang pikirannya bebeas dari nafsu,
bila ia bebas dari kejahatan,
bila ia melepaskan kebaikan dan keburukan,
maka tiada lagi bahaya bagi orang yang sadar itu.
Baca kisah biksu Cittahattha 7 kali menjadi biksu.
08/040
Menyadari bahwa tubuh ini rapuh bagaikan pot bunga,
dan membangun pikiran sekokoh benteng,
melawan mara dengan bersenjatakan pengetahuan,
menjaga pikiran, dan bebas dari kemelekatan.
Baca kisah 500 biksu di hutan yang menyeramkan.
09/041
Tidak lama lagi, tubuh ini akan terbaring di tanah, tanpa kesadaran,
diterlantarkan bagaikan balok yang tak berguna.
Baca kisah Putigatta Tissa, si biksu yang bau dan kotor.
10/042
Mencuri akan melukai si pencuri,
musuh akan melukai musuhnya,
namun sebuah pikiran yang salah,
akan melukai dirinya jauh lebih parah.
Baca kisah Nandagopalaka, si pengembala sapi.
11/043
Bukanlah seorang ibu, bukanlah seorang ayah,
bukan juga sanak keluarga lainnya,
yang dapat berbuat untuk kesejahteraan seseorang,
namun pikiranlah yang dapat mengarahkan kepada kebaikan.
Baca kisah Soreyya dan biksu Kaccayana.