Sutra Dakkhinavibhaga
Sang Buddha menjelaskan tentang persembahan; jenis-jenis persembahan untuk pribadi maupun untuk Sangha, buah kebajikan dari persembahan, serta pemurnian persembahan. Sang Buddha berharap agar masa mendatang para umat akan terinspirasi untuk memberikan persembahan kepada Sangha.
(( Bab 1 ))
Demikianlah yang telah kudengar.
Pada suatu ketika, Sang Buddha berdiam di taman Nigrodha, dekat kota Kapilavatthu, negeri kaum Sakya.
(( Bab 2 ))
Pada saat itu, Maha Pajapati Gotami membawa sepasang jubah baru mendatangi Sang Buddha. Setelah bersujud kepada Sang Buddha, ia duduk di satu sisi dan berkata;
Sang Bhagava. Sepasang jubah baru ini telah aku pintal, aku tenun, khusus untuk Sang Bhagava.
Sang Bhagava. Mohon Sang Bhagava dengan welas asih berkenan menerima persembahanku ini.
Setelah mendengar hal itu, Sang Buddha berkata kepada Maha Pajapati Gotami;
Persembahkanlah jubah itu kepada Sangha, Gotami. Jika kau persembahkannya kepada Sangha, maka, berarti kau telah menghormati Aku dan Sangha.
Untuk kedua kalinya dan ketiga kalinya Maha Pajapati Gotami berkata kepada Sang Buddha;
Sang Bhagava. Sepasang jubah baru ini telah aku pintal, aku tenun, khusus untuk Sang Bhagava.
Sang Bhagava. Mohon Sang Bhagava dengan welas asih berkenan menerima persembahanku ini.
Untuk kedua kalinya dan ketiga kalinya Sang Buddha berkata kepada Maha Pajapati Gotami;
Persembahkanlah jubah itu kepada Sangha, Gotami. Jika kau persembahkannya kepada Sangha, maka, berarti kau telah menghormati Aku dan Sangha.
(( Bab 3 ))
Kemudian Yang Arya Ananda berkata kepada Sang Buddha;
Sang Bhagava. Mohon Sang Buddha berkenan menerima sepasang jubah baru itu dari Maha Pajapati Gotami.
Maha Pajapati Gotami telah sangat berjasa kepada Sang Bhagava. Sebagai adik ibuNya, ia adalah perawatNya, ibu tiriNya, orang yang memberikanNya susu. Ia menyusui Sang Bhagava ketika ibuNya meninggal dunia.
Adalah berkat Sang Bhagava maka Maha Pajapati Gotami menghindari membunuh makhluk hidup, menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, menghindari perilaku salah dalam kenikmatan indria, menghindari kebohongan, dan menghindari arak, minuman keras, dan minuman memabukkan, yang menjadi landasan bagi kelengahan.
Adalah berkat Sang Bhagava maka Maha Pajapati Gotami memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha. Dan ia memiliki moralitas yang disenangi oleh para mulia.
Adalah berkat Sang Bhagava maka Maha Pajapati Gotami terbebas dari keragu-raguan terhadap penderitaan, terhadap asal mula penderitaan, terhadap lenyapnya penderitaan, terhadap jalan menuju lenyapnya penderitaan. Sang Bhagava telah sangat berjasa bagi Maha Pajapati Gotami.
(( Bab 4 ))
Demikianlah, Ananda. Demikianlah. Ketika seseorang, berkat orang lain, berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.
Aku katakan adalah tidak mudah bagi orang itu membalas jasanya dengan bersujud kepadanya, berdiri untuknya, memberi salam hormat dan melayani dengan sopan, dan mempersembahkan jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan.
Ketika seseorang, berkat orang lain, menghindari membunuh makhluk hidup, menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, menghindari perilaku salah dalam kenikmatan indria, menghindari kebohongan, dan menghindari arak, minuman keras, dan minuman memabukkan, yang menjadi landasan bagi kelengahan.
Aku katakan adalah tidak mudah bagi orang itu membalas jasanya dengan bersujud kepadanya, berdiri untuknya, memberi salam hormat dan melayani dengan sopan, dan mempersembahakan jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan.
Ketika seseorang, berkat orang lain, memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha. Dan memiliki moralitas yang disenangi oleh para mulia.
Aku katakan adalah tidak mudah bagi orang itu membalas jasanya dengan bersujud kepadanya, berdiri untuknya, memberi salam hormat dan melayani dengan sopan, dan mempersembahkan jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan.
Ketika seseorang, berkat orang lain, terbebaskan dari keragu-raguan terhadap penderitaan, terhadap asal mula penderitaan, terhadap lenyapnya penderitaan, terhadap jalan menuju lenyapnya penderitaan.
Aku katakan adalah tidak mudah bagi orang itu membalas jasanya dengan bersujud kepadanya, berdiri untuknya, memberi salam hormat dan melayani dengan sopan, dan mempersembahkan jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan.
(( Bab 5 ))
Ananda, terdapat empat belas jenis persembahan pribadi.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada seorang Buddha, yang sempurna dan tercerahkan. Inilah persembahan pribadi jenis ke-1.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada Pratyekabuddha. Inilah persembahan pribadi jenis ke-2.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada arahat, siswa Sang Buddha. Inilah persembahan pribadi jenis ke-3.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada seseorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah kearahatan. Inilah persembahan pribadi jenis ke-4.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada seseorang Yang Tidak Kembali (anagami). Inilah persembahan pribadi jenis ke-5.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada seseorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah Yang Tidak Kembali. Inilah persembahan pribadi jenis ke-6.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada seseorang Yang Kembali Sekali (sakadagami). Inilah persembahan pribadi jenis ke-7.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada seseorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah Yang Kembali Sekali. Inilah persembahan pribadi jenis ke-8.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada seseorang Yang Memasuki Arus (sotapana). Inilah persembahan pribadi jenis ke-9.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada seseorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah Yang Memasuki Arus. Inilah persembahan pribadi jenis ke-10.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada seseorang yang bebas dari nafsu akan kenikmatan indria. Inilah persembahan pribadi jenis ke-11.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada orang biasa yang bermoral. Inilah persembahan pribadi jenis ke-12.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada orang biasa yang tidak bermoral. Inilah persembahan pribadi jenis ke-13.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada binatang. Inilah persembahan pribadi jenis ke-14.
(( Bab 6 ))
Di sini, Ananda, dengan memberikan sesuatu kepada seekor bintang, maka persembahan itu kemungkinan akan memperoleh pahala 100 kali.
Dengan memberikan sesuatu kepada seorang biasa yang tidak bermoral, maka persembahan itu kemungkinan akan memperoleh pahala 1.000 kali.
Dengan memberikan sesuatu kepada seorang biasa yang bermoral, maka persembahan itu kemungkinan akan memperoleh pahala 100.000 kali.
Dengan memberikan sesuatu kepada seseorang yang bebas dari nafsu akan kenikmatan indria, maka persembahan itu kemungkinan akan memperoleh pahala 10.000 juta kali.
Dengan memberikan sesuatu kepada seseorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah Yang Memasuki Arus, maka persembahan itu kemungkinan akan memperoleh pahala yang tak terhitung, tak terukur.
Apalagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seseorang Yang Memasuki Arus?
Apalagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seseorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah Yang Kembali Sekali?
Apalagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seseorang Yang Kembali Sekali?
Apalagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seseorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah Yang Tidak Kembali?
Apalagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seseorang Yang Tidak Kembali?
Apalagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seseorang yang telah memasuki jalan untuk mencapai buah kearahatan?
Apalagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seseorang arahat, siswa Sang Buddha?
Apalagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seorang Pratyekabuddha?
Apalagi yang harus dikatakan tentang pemberian kepada seorang Buddha, yang sempurna dan tercerahkan?
(( Bab 7 ))
Ananda, terdapat 7 jenis persembahan kepada Sangha.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada kedua kelompok Sangha (semua biksu dan semua biksuni) yang dipimpin oleh Buddha. Inilah persembahan kepada Sangha jenis ke-1.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada kedua kelompok Sangha setelah Sang Buddha parinibbana. Inilah persembahan kepada Sangha jenis ke-2.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada para biksu Sangha. Inilah persembahan kepada Sangha jenis ke-3.
Seseorang yang memberikan persembahan kepada para biksuni Sangha. Inilah persembahan kepada Sangha jenis ke-4.
Seseorang yang memberikan persembahan, dengan berkata; Tunjukkan kepadaku beberapa biksu dan biksuni Sangha. Inilah persembahan kepada Sangha jenis ke-5.
Seseorang yang memberikan persembahan, dengan berkata; Tunjukkan kepadaku beberapa biksu Sangha. Inilah persembahan kepada Sangha jenis ke-6.
Seseorang yang memberikan persembahan, dengan berkata; Tunjukkan kepadaku beberapa biksuni Sangha. Inilah persembahan kepada Sangha jenis ke-7.
(( Bab 8 ))
Di masa mendatang, Ananda. Akan ada anggota-anggota kelompok** yang 'berleher kuning', tidak bermoral, dan berwatak buruk. Para umat akan memberikan persembahan kepada anggota-anggota kelompok itu demi Sangha.
Anggota-anggota kelompok adalah orang-orang yang menjadi biksu atau biksuni namun masih menghidupi anak dan istri atau suami mereka dengan melakukan perdagangan, pertanian, dan lainnya.
Walaupun demikian, Aku katakan, suatu persembahan yang diberikan kepada Sangha adalah kebajikan yang tak terhitung, tak terukur.
Dan Aku katakan bahwa tidak mungkin suatu persembahan yang diberikan kepada seorang individu akan berbuah lebih banyak dibandingkan dengan persembahan yang diberikan kepada Sangha.
(( Bab 9 ))
Ananda, terdapat 4 jenis pemurnian persembahan. Apakah keempat jenis itu?
Persembahan yang dimurnikan oleh si pemberi, bukan oleh si penerima. Persembahan yang dimurnikan oleh si penerima, bukan si pemberi. Persembahan yang dimurnikan bukan oleh si pemberi maupun si penerima. Persembahan yang dimurnikan oleh si pemberi maupun si penerima.
(( Bab 10 ))
Dan, bagaimanakah persembahan yang dimurnikan oleh si pemberi, bukan si penerima? Dalam hal ini, si pemberi adalah orang yang bermoral dan berwatak baik, sementara si penerima adalah orang yang tidak bermoral dan berwatak buruk. Demikianlah persembahan yang dimurnikan oleh si pemberi, bukan si penerima.
(( Bab 11 ))
Dan, bagaimanakah persembahan yang dimurnikan oleh si penerima, bukan si pemberi? Dalam hal ini, si pemberi adalah orang yang tidak bermoral dan berwatak buruk, sementara si penerima adalah orang yang bermoral dan berwatak baik. Demikianlah persembahan yang dimurnikan oleh si penerima, bukan si pemberi.
(( Bab 12 ))
Dan, Bagaimanakah persembahan yang dimurnikan bukan oleh si pemberi maupun si penerima? Dalam hal ini, si pemberi adalah orang yang tidak bermoral dan berwatak buruk, sementara si penerima adalah orang yang tidak bermoral dan berwatak buruk. Demikianlah persembahan dimurnikan bukan oleh si pemberi maupun si penerima.
(( Bab 13 ))
Dan, bagaimanakah persembahan yang dimurnikan oleh si pemberi maupun si penerima? Dalam hal ini, si pemberi adalah orang yang bermoral dan berwatak baik, sementara si penerima adalah orang yang bermoral dan berwatak baik. Demikianlah persembahan dimurnikan oleh si pemberi maupun si penerima.
(( Bab 14 ))
Itulah yang dibabarkan oleh Sang Buddha. Setelah berkata demikian, Sang Buddha mengucapkan sebuah syair;
Saat orang bermoral memberi kepada orang tidak bermoral,
dengan keyakinan memberikan suatu persembahan yang diperoleh dengan benar,
meyakini bahwa buah perbuatan itu adalah besar,
moralitas si pemberi memurnikan persembahan itu.
Saat orang tidak bermoral memberi kepada orang bermoral,
dengan tanpa keyakinan memberikan suatu persembahan yang diperoleh dengan tidak benar,
tidak meyakini bahwa buah perbuatan itu adalah besar,
moralitas si penerima memurnikan persembahan itu.
Saat orang tidak bermoral memberi kepada orang tidak bermoral,
dengan tanpa keyakinan memberikan suatu persembahan yang diperoleh dengan tidak benar,
tidak meyakini bahwa buah perbuatan itu adalah besar,
moralitas kedua orang itu tidak memurnikan persembahan itu.
Saat orang bermoral memberi kepada orang bermoral,
dengan keyakinan memberikan suatu persembahan yang diperoleh dengan benar,
meyakini bahwa buah perbuatan itu adalah besar,
pemberian itu, Aku katakan, akan berbuah sepenuhnya.
Saat orang yang bebas dari nafsu memberi kepada orang yang bebas dari nafsu,
dengan keyakinan memberikan suatu persembahan yang diperoleh dengan benar,
meyakini bahwa buah perbuatan itu adalah besar,
pemberian itu, Aku katakan, adalah yang terbaik di antara semua pemberian duniawi.