Kisah 500 Biksu (3) - Dhammapada

Dhammapada ayat 083 bab Syair Orang Bijaksana
Kisah Lima Ratus Biksu

Sabbattha ye sappurisa cajanti,
na kamakama lapayanti santo,
sukhena phuttha atha va dukhena,
na uccavacam pandita dassayanti.

Sesungguhnya, orang suci melepaskan segalanya,
tidak membahas kesenangan indria,
saat berhadapan dengan suka maupun duka,
orang bikajsana tidak bersuka maupun berduka.

Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan 500 orang biksu.

Karena permohonan seorang bhamana dari kota Veranja, Sang Buddha berdiam di kota itu bersama dengan 500 orang biksu. Selama tinggal di sana, brahmana itu kesulitan memenuhi kebutuhan para biksu.

Penduduk Veranja yang sedang menghadapi bencana kelaparan, hanya mampu mempersembahkan dalam jumlah yang sangat sedikit saat para biksu sedang berkeliling menerima dana makanan.

Walau hidup di dalam kesulitan, para biksu tidak berkecil hati. Mereka tetap puas dengan sedikit kacang-kacangan yang dipersembahkan oleh para pedagang kuda setiap hari.

Pada akhir masa vasa, setelah berpamitan dengan brahama itu, Sang Buddha beserta 500 biksu kembali ke vihara Jetavana. Penduduk Savatthi menyambut kepulangan mereka dengan semua makanan pilihan.

Sekelompok penduduk yang tinggal bersama biksu-biksu, memakan apa pun yang disisakan oleh para biksu. Mereka makan dengan rakus seperti orang kelaparan dan tertidur setelah makan. Saat bangun, mereka berteriak-teriak, bernyanyi dan menari, membuat diri mereka semakin kacau.

Saat Sang Buddha mendatangi kumpulan para biksu di sore harinya, mereka memberitahukan tentang kebiasaan buruk orang-orang itu. Mereka berkata, "Orang-orang yang hidup dengan sisa-sisa makanan itu cukup baik dan berkelakuan baik saat kita semua sedang menghadapi kesulitan dan kelaparan di Veranja. Kini mereka setelah sudah cukup mendapatkan makanan yang enak, mereka bertertiak-teriak, bernyanyi, menari, dan membuat diri mereka semakin kacau. Para biksu, bagaimana pun, memperlakukan diri mereka seperti masih di Verjana."

Sang Buddha berkata kepada para biksu, "Itulah sifat orang bodoh yang penuh kesedihan dan kekecewaan saat menghadapi keterpurukan, dan sangat senang dan bahagia saat sesuatu membaik. Orang bijaksana, bagaimana pun juga, dapat bertahan dalam pasang-surut kehidupan."

Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.

Dhammapada ayat 083 bab Syair Orang Bijaksana



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.