Kisah Biksu-Biksu Kosambi-Dhammapada

Dhammapada ayat 006 bab Syair Berpasangan
Kisah Biksu-Biksu Dari Kosambi

Pare ca na vijananti,
mayamettha yamamase,
ye ca tattha vijananti,
tato sammanti medhaga.

Mereka yang tidak bijaksana tidak menyadari bahwa kita akan mati.
Mereka yang bijaksana menyadarinya dan akan segera menghentikan pertengkaran.

Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu-biksu dari Kosambi.

Para biksu dari Kosambi terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok yang satu berguru kepada guru Vinaya, dan kelompok lainnya berguru kepada guru Dhamma, dan sering terjadi pertengkaran di antara mereka. Bahkan nasihat-nasihat Sang Buddha pun tidak mereka indahkan.

Akhirnya Sang Buddha mengambil cara lainnya dengan pergi meninggalkan mereka untuk menghabiskan waktu vassa, masa berdiam selama musim hujan, sendirian di Rakkhita di dekat hutan Palileyyaka. Di sana, gajah Palileyya menemani Sang Budha.

Para umat awam Kosambi, saat mengetahui alasan kepergian Sang Buddha, menolak untuk memberikan persembahan kepada biksu-biksu yang sering terlibat pertengkaran. Mereka hanya melayani para biksu yang tidak terlibat di dalam pertengkaran. Hal itu membuat para biksu Kosambi sadar akan kesalahan mereka dan memperbaiki sikap terhadap sesama mereka.

Namun, para umat awam tidak berkenan menghormati para biksu Kosambi seperti dahulu kala, sebelum mereka menyatakan sendiri rasa bersalah mereka di hadapan Sang Buddha. Padahal Sang Buddha tidak berada di tempat dan masih pertengahan masa vassa. Terpaksalah mereka menghabiskan masa vassa mereka dalam kesengsaraan dan kesulitan.

Pada saat akhir masa vassa, biksu Ananda dan 500 biksu mengunjungi Sang Buddha dan menyampaikan pesan dari Anathapindika dan umat lainnya memohon-Nya untuk segera kembali ke vihara.

Pada saat Sang Buddha kembali ke vihara Jetavana, para biksu yang dulu suka bertengkar, menemui-Nya, bersujud di depan kaki-Nya, dan mengakui kesalahan-kesalahan mereka. Sang Buddha lalu menasihati mereka karena ketidakpatuhan mereka.

Sang Buddha mengatakan kepada mereka agar selalu mengingat bahwa suatu saat nanti mereka semua akan mati, dan oleh sebab itu, mereka harus segera menghentikan pertengkaran mereka dan tidak bertindak seolah-olah mereka dapat hidup abadi.

Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, mereka mencapai kesucian tingkat sotapanna.

Kisah yang berkaitan adalah Kisah sejumlah biksu (2) yang tercantum di dalam Dhammapada bab Syair Gajah.

Dhammapada ayat 006 bab Syair Berpasangan



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.