Kisah Brahmana Anatthapucchaka - Dhammapada
Kisah Brahmana Anatthapucchaka
Atta have jitam seyyo,
ya cayam itara paja,
attadantassa posassa,
niccam sannatacarino.
Neva devo na gandhabbo,
na maro saha brahmuna,
jitam apajitam katira,
tatharupassa jantuno.
Lebih baik menaklukkan diri sendiri,
daripada menaklukkan orang lain,
ia yang telah menguasaikan dirinya,
akan mahir mengendalikan diri.
Tiada dewa, gandhabba,
mara maupun brahma,
yang mampu mengubah kemenangan seseorang,
yang hidupnya terkendali.
Sang Buddha mengucapkan ayat-ayat itu pada saat berada di vihara Jetavana, sehubungan dengan brahmana Anatthapucchaka.
Pada suatu saat, seorang brahmana bernama Anatthapucchaka mendatangi Sang Buddha dan berkata kepada-Nya, "Bhante, aku rasa Kau hanya mengetahui perilaku yang membawa manfaat, dan bukan perilaku yang tidak membawa bermanfaat."
Sang Buddha memberitahukan kepadanya bahwa Ia juga tahu perilaku yang tidak membawa manfaat dan membahayakan. Kemudian Sang Buddha mengutarakan 6 perilaku yang dapat menyebabkan hilangnya kekayaan, yaitu ; Bangun kesiangan. Kemalasan. Kekejaman. Penggunaan sesuatu yang menyebabkan kemabukan dan kelalaian. Berkeliaran di jalanan tidak pada waktunya. Dan, seks yang tidak sehat.
Kemudian, Sang Buddha bertanya kepada sang brahmana bagaimana ia memperoleh penghidupan. Sang brahmana menjawab bahwa ia memperoleh penghidupan dengan bermain judi dadu.
Berikutnya, Sang Buddha bertanya apakah ia menang atau kalah. Ia menjawab bahwa terkadang ia kalah dan terkadang menang.
Sang Buddha berkata kepadanya, "Menang pada permainan judi dadu tidak dapat dibandingkan dengan kemenangan atas kekotoran batin."
Lalu Sang Buddha mengucapkan ayat-ayat itu.
Dhammapada ayat 104 dan 105 bab Syair Ribuan