Kisah Biksuni Uttara - Dhammapada
Kisah Biksuni Uttara
Parijinnamidam rupam,
roganilam pabhaguram,
bhijjati putisandeho,
maranantam hi jivitam.
Tubuh ini melapuk seiring waktu, sarang penyakit,
dan akan mengalami kehancuran.
Tubuh yang menjijikan ini pasti hancur,
demikianlah, hidup diakhiri dengan kematian.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, sehubungan dengan biksuni Uttara.
Biksuni Uttara yang berusia 120 tahun, pada suatu hari saat kembali dari menerima dana makanan ia bertemu dengan seorang biksu. Ia meminta biksu itu untuk menerima persembahan makanan darinya.
Biksu itu tanpa pertimbangan mengambil semua makanannya, maka ia melewati hari itu tanpa makan. Hal sama terjadi pada 2 hari berikutnya. Biksuni itu tidak makan selama 3 hari berturut-turut dan tubuhnya melemah.
Pada hari keempat, pada saat ia sedang berkeliling menerima dana makanan, ia berjumpa dengan Sang Buddha di jalan yang sempit. Dengan rasa hormat ia bersujud kepada Sang Buddha, lalu melangkah mundur. Tiba-tiba, tanpa sengaja ia menginjak jubahnya dan terjatuh, kepalanya pun cidera.
Sang Buddha mendekatinya dan berkata, "Tubuhmu sudah sangat tua dan lemah, sudah saatnya hancur."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, biksuni Uttara mencapai kesucian sotapanna.
Dhammapada ayat 148 bab Syair Usia Tua