Kisah Kelompok Enam Biksu - 3-Dhammapada
Kisah Kelompok Enam Biksu
Kayappakopam rakkheyya,
kayena samvuto siya,
kayaduccaritam hitva,
kayena sucaritam care.
Vacipakopam rakkheyya,
vacaya samvuto siya,
vaciduccaritam hitva,
vacaya sucaritam care.
Manopakopam rakkheyya,
manasa samvuto siya,
manoduccaritam hitva,
manasa sucaritam care.
Kayena samvuta dhira,
atho vacaya samvuta,
manasa samvuta dhira,
te ye suparisamvuta.
Kendalikanlah perbuatan yang tidak benar,
yang dilakukan oleh tubuh,
hindari perilaku tidak benar,
teruskan perbuatan-perbuatan benar.
Kendalikanlah kata-kata yang tidak benar,
yang dilakukan lewat ucapan,
hindari ucapan yang salah,
teruskan ucapan-ucapan benar.
Kendalikanlah maksud-maksud yang tidak benar,
yang dilakukan oleh pikiran,
hindarilah pemikiran yang salah,
teruskan pemikiran yang benar.
Orang bijak mengendalikan perbuatannya,
mengendalikan ucapannya,
mengendalikan pikirannya,
mereka akan menguasai diri dengan sempurna.
Sang Buddha mengucapkan ayat-ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan sekelompok biksu.
Enam orang biksu mengenakan sandal kayu, dan masing-masing memegang tongkat dengan kedua tangannya. Mereka berjalan mondar-mandir di atas lempengan batu besar sehingga menimbulkan suara yang gaduh.
Sang Buddha yang mendengar suara bising itu bertanya kepada biksu Ananda apa yang sedang terjadi. Biksu Ananda memberitahukan kepada-Nya kelakuan keenam orang biksu itu. Sang Buddha lalu mengeluarkan larangan bagi seorang biksu menggunakan sandal kayu. Sang Buddha lalu menasihat mereka agar mengendalikan ucapan dan perbuatan mereka.
Sang Buddha lalu mengucapkan keempat ayat itu.
Dhammapada ayat 231, 232, 233 dan 234 bab Syair Kemarahan