Kisah Putra Anathapindika - Dhammapada
Kisah Putra Anathapindika
Pathabya ekarajjena,
saggassa gamanena va,
sabbalokadhipacce na,
sotapattiphalam varam.
Yang melebihi raja dunia,
atau terlahir di alam dewa,
atau pengatur alam semesta,
adalah mencapai kesucian sotapanna.
Sang Buddha mengucapkan ayat itu pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan Kala, putra Anathapindika.
Seorang kaya raya di kota Savatthi, Anathapindika, mempunyai seorang putra yang bernama Kala. Kala selalu menjauh saat Sang Buddha dan murid-murid-Nya datang ke rumah mereka. Anathapindika khawatir jika Kala tidak mengubah sikapnya maka ia akan terlahir kembali ke alam yang lebih rendah.
Anathapindika mencoba memikat Kala dengan uang. Ia berjanji kepada Kala uang sebesar 100 jika Kala mau pergi ke vihara dan menjalankan sabbath sehari. Kala pun pergi ke vihara dan pulang ke rumah secepatnya pada keesokan harinya tanpa mendengarkan khotbah apapun. Di rumah, Anathapindika menyajikan kepadanya bubur, namun Kala terlebih dahulu meminta uangnya.
Pada hari berikutnya, Anathapindika berkata kepada Kala, "Putraku, jika kau belajar sebait Paritta dari Sang Buddha, aku akan memberikan kepadamu 1.000 uang pada saat kau pulang."
Kala pun pergi lagi ke vihara dan meminta berkata kepada Sang Buddha bahwa ia ingin meminta sebuah ajaran. Sang Buddha memberikan kepadanya sebuah bait ajaran ringkas untuk diingat. Sang Buddha berharap Kala tidak mampu mengingatnya.
Demikianlah, Kala harus mengulang-ulangi sebait ajaran itu, dan karena sangat banyak pengulangannya, akhirnya, ia mengerti arti sebenarnya dari Dhamma dan mencapai kesucian sotapanna.
Pagi-pagi sekali Kala mengikuti Sang Buddha dan para biksu pergi ke rumahnya. Pada saat itu ia diam-diam berpikir, "Kuharap ayahku tidak memberikan kepadaku uang itu di hadapan Sang Buddha. Aku tak ingin Sang Buddha tahu kalau aku menjalankan sabbath hanya karena uang."
Anathapindika mempersembahkan bubur kepada Sang Buddha dan para biksu, juga kepada Kala. Lalu, Anathapindika mengambil uang dan menyerahkannya kepada Kala, namun Kala menolak mengambil uang itu. Anathapindika memaksa Kala, tetapi Kala tetap tidak mau mengambilnya.
Anathapindika berkata kepada Sang Buddha, "Bhante, anakku sedikit berubah, kini ia mempunyai sikap yang menyenangkan."
Anathapindika kemudian menceritakan kepada Sang Buddha ia telah memikat anaknya dengan uang agar mau pergi ke vihara dan menjalankan sabbath serta belajar Buddha-Dhamma.
Sang Buddha berkata, "Anathapindika! Hari ini, putramu telah mencapai ke-sotapanna-an, yang lebih berharga dibandingkan dengan kekayaan duniawi atau surgawi maupun brahmana."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 178 bab Syair Dunia