Kisah Tiga Orang Pertapa - Dhammapada

Dhammapada ayat 209, 210 dan 211 bab Syair Kecintaan
Kisah Tiga Orang Pertapa

Ayoge yunja'mattanam,
yogasminca ayojayam,
attham hit va piyaggahi,
piheta'ttanuyoginam.

Ma piyehi samaganchi,
appiyehi kudacanam,
piyanam adassanam dukkham,
appiyananca dessanam.

Tasma piyam na kayiratha,
piyapayo hi papako,
gantha tesam na vijjanti,
yesam natthi piyappiyam.

Orang yang melakukan apa yang dilarang,
dan tidak mengerjakan apa yang harus dilakukan,
tidak mencari pembebasan dan mengejar kesenangan duniawi,
menginginkan pencapaian seperti mereka yang giat berlatih.

Tidak berkumpul dengan orang yang kamu sayangi,
dan menjauhi mereka yang tidak menyayangimu,
melihat mereka yang kau sayangi amat menyakitkan,
berkumpul bersama mereka yang tidak menyayangimu juga menyakitkan.

Oleh karena itu, jangan berharap kepada mereka yang menyayangimu,
jauh dari mereka amat menyakitkan.
Tiada keterikatan lagi bagi mereka,
yang tiada lagi mencintai maupun membenci.

Sang Buddha mengucapkan ketiga ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan 3 orang pertapa.

Pada suatu saat, di Savatthi, putra dari sebuah keluarga menjadi seorang biksu. Ayahnya mengikuti jejaknya dan akhirnya ibunya juga menjadi seorang biksuni. Mereka sangat akrab satu sama lain, jarang terlihat mereka berpisah.

Keluarga itu tinggal di dalam vihara bagaikan hidup di rumah sendiri, berbincang-bincang dan makan bersama. Tingkah mereka mengusik bagi biksu-biksu lainnya.

Beberapa biksu melaporkan kebiasan keluarga itu kepada Sang Buddha dan Ia pun memanggil mereka menghadap. Sang Buddha berkata, "Begitu kalian bergabung menjadi anggota Sangha, kalian tidak boleh bersama-sama seperti sebuah keluarga lagi."

Sang Buddha melanjutkan, "Tidak berjumpa dengan mereka yang kita sayangi, dan berjumpa dengan mereka yang tidak kita sayangi, kedua-duanya adalah penderitaan. Oleh sebab itu, kalian tidak boleh melekat kepada semua makhluk maupun benda yang kau sayangi."

Sang Buddha lalu mengucapkan ayat-ayat itu.

Dhammapada ayat 209, 210 dan 211 bab Syair Kecintaan



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.