Kisah 5 Orang Biksu Tua - Dhammapada
Kisah Lima Orang Biksu Tua
Vanam chindatha ma rukkham,
vanato jayate bhayam,
chetva vananca vanathanca,
nibbana hotha bhikkhavo.
Yava hi vanatho na chijjati,
anumattopi narassa narisu,
patibaddhamanova tava so,
vaccho khirapakova matari.
Tebanglah hutan nafsu keinginan,
dari hutan itu muncul bahaya dan ketakutan,
setelah hutan dan semak belukar dilenyapkan,
para biksu, bebaslah dari nafsu keinginan.
Selama noda terkecil masih tersisa,
keinginan pria terhadap wanita tidak dimusnahkan,
pikirannya masih terbelenggu,
bagai anak sapi terikat kepada susu ibunya.
Sang Buddha mengucapkan ayat-ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan lima orang biksu yang sudah tua.
Di Savatthi, terdapat lima orang sahabat yang menjadi biksu karena sudah lanjut usia. Kelima biksu tua ini mempunyai kebiasaan mengunjungi bekas kediamannya untuk menerima dana makanan. Salah satu biksu itu dulunya mempunyai seorang istri yang bernama Madhurapacika yang sangat pandai memasak dan menjaga mereka dengan baik.
Demikianlah, kelima biksu tua itu sering mengunjungi rumah Madhurapacika. Namun pada suatu hari, ia jatuh sakit dan meninggal dunia. Kelima biksu tua itu sangat sedih dengan kehilangan itu dan bersama-sama memuji kebaikannya sekaligus meratapi kepergiannya.
Sang Buddha memanggil kelima biksu tua itu dan berkata kepada mereka, "Para biksu! Kalian semua merasa sedih dan menderita karena kalian belum terbebas dari ketamakan, kebencian dan kebodohan yang bagaikan hutan rimba. Babatlah hutan itu dan kalian akan bebas dari ketamakan, kebencian dan kebodohan."
Sang Buddha lalu mengucapkan kedua ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, kelima biksu tua itu mencapai kesucian tingkat sotapanna.
Dhammapada ayat 283 dan 284 bab Syair Jalan