Kisah Biksu Potthila - Dhammapada
Kisah Biksu Potthila
Yoga ve jayati bhuri,
ayoga bhurisankhayo,
etam dvedhapatham natva,
bhavaya vibhavaya ca,
tathattanam niveseyya,
yatha bhuri pavaddhati.
Dengan meditasi kebijaksanaan bertambah,
tanpa meditasi kebijaksanaan berkurang
Dengan mengetahui kedua hal itu,
keuntungan dan kerugian yang diperoleh,
seseorang hendaknya giat berlatih,
sehingga kebijaksanaannya dapat meningkat.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Potthila.
Potthila adalah seorang biksu yang pintar Pitaka dan mengajarkan Dhamma kepada 500 orang biksu. Karena pengetahuannya tentang Pitaka, ia amat tinggi hati.
Sang Buddha mengetahui kelemahannya itu dan ingin mengubah tingkahnya agar menapaki jalan yang benar. Maka, kapan pun biksu Potthila datang bersujud, Sang Buddha akan memanggilnya 'Potthila yang Tak Berguna'.
Pada saat biksu Potthila berulang-ulang mendengar sebutan itu, ia mulai merenungkan dan akhirnya menyadari maknanya. Sang Buddha mengatakan itu karena ia belum sepenuh hati berusaha melatih meditasi dan belum mencapai kesucian ataupun pencerapan mental (jhana).
Demikianlah, biksu Potthila, tanpa memberitahukan kepada biksu-biksu lain, meninggalkan vihara Jetavana dan pergi ke sebuah vihara yang berjarak 20 yojana (300 km).
Di vihara itu ada 30 orang biksu. Pertama-tama, biksu Potthila menghadap seorang biksu yang paling senior dan memohon agar mau menjadi gurunya. Akan tetapi, biksu paling senior itu ingin merendahkannya, ia menyuruh biksu Potthila menemui biksu senior lainnya, kemudian oleh biksu senior tersebut kembali menyuruhnya mencari biksu senior lainnya lagi.
Dalam situasi demikian, biksu Potthila menemui seorang demi seorang biksu senior hingga akhirnya ia mendatangi seorang samanera arahat yang baru berusia 7 tahun. Samanera cilik itu menerimanya sebagai murid dengan syarat biksu Potthila akan menjalankan petunjuk-petunjuknya. Instruksi dan petunjuk dari samanera itu adalah biksu Potthila harus mawas terhadap sifat-sifat alami tubuh. Ia pun dengan sangat giat dan tekun bermeditasi.
Sang Buddha melihat biksu Potthila lewat kesaktian-Nya dan membuat membuat biksu Potthila merasakan kehadiran-Nya. Sang Buddha mendorongnya agar semakin teguh dan tekun.
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Setelah mengucapkan ayat itu, biksu Potthila mencapai kesucian arahat.
Dhammapada ayat 282 bab Syair Jalan