Kisah Lima Ratus Orang Biksu -5-Dhammapada
Kisah Lima Ratus Orang Biksu (5)
Magganatthangiko settho,
saccanam caturo pada,
virago settho dhammanam,
dvipadananca cakkhuma.
Eseva maggo natthanno,
dassanassa visuddhiya,
etanhi tumhe patipajjatha,
marassetam pamohanam.
Etanhi tumhe Patipanna,
dukkhassantam karissatha,
akkhato vo rnaya maggo,
annaya sallakantanam.
Tumhehi kiccamatappam,
akkhataro tathagata,
patipanna pamokkhanti,
jhayino marabandhana.
Jalan Berunsur Delapan* adalah jalan terbaik,
Empat Kebenaran Mulia** adalah kebenaran terbaik,
Tanpa keinginan adalah dhamma terbaik,
Buddha adalah makhluk terbaik.
Ariya Atthangika Magga atau Jalan Utama Berunsur Delapan adalah Jalan yang diajarkan Sang Buddha untuk terbebas dari perputaran roda lahir-mati. Kedelapan unsur itu adalah; Pengertian Benar dan Pikiran Benar (kelompok kebijaksanaan), Ucapan Benar, Perbuatan Benar dan Mata Pencaharian Benar (kelompok sila/moral), Usaha Benar, Perhatian Benar dan Konsentrasi Benar (kelompok meditasi / pemusatan pikiran / samadhi) .
Cattāri Ariyasaccāni atau Empat Kebenaran Mulia merupakan ajaran mendasar Sang Buddha. Kebenaran itu muncul dan dirasakan siapa pun juga. 1) Kebenaran tentang penderitaan (Dukkha), 2) Kebenaran tentang sebab-sebab penderitaan (Dukkha Samudaya), 3) Kebenaran tentang lenyapnya penderitaan (Dukkha Nirodha), dan 4) Kebenaran tentang jalan mengakhiri penderitaan (Dukkha Nirodha Gamini Patipada Magga).
Hanya inilah satu-satunya jalan,
tiada jalan lain mencapai pandangan terang.
Tapakilah jalan yang ini,
maka kalian tak akan dibodohi Mara.
Masukilah jalan benar itu,
maka semua penderitaan akan berakhir.
Setelah belajar bagaimana mencabut duri,
kini Kuajarkan kalian jalan itu.
Kalian sendiri yang harus melakukannya,
para Tathagata hanya bisa mengajari.
Mereka yang berlatih meditasi pandangan terang,
akan terlepas dari perangkap Mara.
Sang Buddha mengucapkan keempat ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan 500 orang biksu.
Lima ratus orang biksu, setelah menemani Sang Buddha pergi ke sebuah desa, mereka kembali ke vihara Jetavana. Pada malam harinya mereka berbincang mengenai perjalanan itu, terutama kondisi alamnya, baik yang datar atau yang berbukit, tanahnya yang liat atau berpasir, dan lainnya.
Sang Buddha mendatangi mereka dan setelah mengetahui tema pembicaraan mereka, Ia berkata kepada kelima ratus biksu itu, "Para biksu, jalan yang kalian perbincangkan itu adalah bagian luar dari diri kalian."
"Seorang biksu seharusnya hanya fokus kepada Jalan Mulia dan berusaha keras melakukan usaha agar mencapai kesucian yang menghasilkan kedamaian nibbana."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat-ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, kelima ratus biksu itu mencapai kesucian tingkat arahat.
Dhammapada ayat 273, 274, 275 dan 276 bab Syair Jalan