Kisah Seorang Brahmana (3) - Dhammapada
Kisah Seorang Brahmana (3)
Na tena bhikkhu so hoti,
yavata bhikkhate pare,
vissam dhammam samadaya,
bhikkhu hoti na tavata.
Yo'dha punnanca papanca,
bahetva brahmacariyava,
sankhaya loke carati,
sa ve bhikkhu ti vuccati.
Seseorang bukanlah biksu,
hanya kerena menerima dana dari orang lain.
Dengan bertindak di luar Dhamma,
seseorang tidak disebut biksu.
Ia yang telah mengatasi kebaikan dan kejahatan,
yang hidup dalam kesucian,
dengan penuh kesadaran,
maka ia disebut biksu.
Sang Buddha mengucapkan kedua ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang brahmana.
Pada suatu ketika, terdapat seorang brahmana yang hidup dengan berkeliling menerima makanan. Pada suatu hari, ia berpikir, "Pertapa Gotama menyatakan bahwa seseorang yang hidup dengan berkeliling menerima makanan adalah seorang biksu. Karena itu, aku juga dapat disebut dengan biksu."
Dengan pikiran itu ia pergi menjumpai Sang Buddha dan berkata kepada-Nya bahwa dirinya juga bisa disebut dengan biksu karena ia juga berkeliling menerima makanan.
Sang Buddha berkata kepadanya, "Brahmana, Aku tidak berkata bahwa kau adalah seorang biksu hanya karena kau hidup dengan berkeliling menerima makanan. seseorang yang mempunyai keyakinan dan tindakan yang menyimpang tidaklah dapat disebut seorang biksu."
"Hanya ia yang hidup dengan bermeditasi terhadap ketidakkekalan, penderitaan dan ketanpaintian dari semua benda dapat disebut seorang biksu."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat-ayat itu.
Dhammapada ayat 266 dan 267 bab Syair Orang Adil