Dhammapada: Syair Orang Adil
01/256
Ia tidak disebut dengan adil,
bila ia memutuskan kasus dengan semena-mena,
orang bijaksana akan mengusut,
kebenaran dan kesalahan.
02/257
Ia yang menghakimi seseorang,
tanpa memihak dan menurut hukum,
yang menjunjung tinggi kebenaran,
ialah penjaga kebenaran yang adil.
Baca kisah para hakim yang tidak adil.
03/258
Seseorang yang banyak bicara,
belum tentu orang bijaksana,
orang yang damai, tiada perselisihan dan tanpa takut,
ialah yang disebut dengan orang bijaksana.
Baca kisah 6 biksu yang membuat onar.
04/259
Seseorang tidak disebut pendukung Dhamma,
hanya kerena ia banyak bicara.
Seseorang yang mendengar sedikit Dhamma,
memahami dan tidak mengabaikan Dhamma,
ialah seorang pendukung Dhamma.
Baca kisah biksu yang hanya hafal 4 bait syair Dhamma.
05/260
Walau rambutnya memutih,
bukan berarti ia orang yang bijak,
seseorang yang hanya bertambah usia,
disebut tua dalam kesia-siaan.
06/261
Ia yang memiliki kejujuran, kebajikan, tidak menyakiti,
menjalankan sila, dan mengendalikan diri,
bijaksana dan bersih dari kekotoran batin,
ialah sesungguhnya sesepuh.
Baca kisah seorang biksu arahat yang bertubuh kerdil.
07/262
Bukan hanya dengan ucapan yang ramah,
atau tampilan yang menawan,
seseorang disebut baik hati,
jika ia masih iri hati, egois, dan pendusta.
08/263
Ia yang mematahkan hal-hal itu,
mencabut, dan membinasakannya,
dan telah menyingkirkan kebencian,
maka orang itu disebut baik hati.
Baca kisah beberapa biksu iri hati terhadap biksu-biksu lain.
09/264
Kepala gundul belum tentu biksu,
jika ia masih tidak disiplin dan berbohong.
Dengan penuh keinginan dan keserakahan,
mana mungkin seseorang menjadi biksu?
10/265
Ia harus menundukkan kejahatan,
yang besar maupun yang kecil.
Karena telah melenyapkan segala kejahatan,
maka ia disebut seorang biksu.
Baca kisah seorang biksu yang gemar berdebat.
11/266
Seseorang bukanlah biksu,
hanya kerena menerima dana dari orang lain.
Dengan bertindak di luar Dhamma,
seseorang tidak disebut biksu.
12/267
Ia yang telah mengatasi kebaikan dan kejahatan,
yang hidup dalam kesucian,
dengan penuh kesadaran,
maka ia disebut biksu.
Baca kisah pertapa yang hidup dengan menerima dana.
13/268
Bukan dengan diam maka seseorang disebut bijak,
jika ia masih dungu dan bodoh.
Orang bijak ibarat memegang sebuah neraca,
menjalankan segala kebajikan.
14/269
Dengan menolak kejahatan,
dengan bijak orang menjadi bijaksana,
ia memahami kedua dunia*,
itulah yang disebut orang bijak.
Baca kisah sikap biksu saat menerima dana.
15/270
Seseorang tidaklah mulia,
karena menyakiti makhluk lain.
Dengan memberikan manfaat bagi semua makhluk,
maka ia disebut dengan orang mulia.
Baca kisah seorang penangkap ikan yang bernama Ariya.
16/271
Bukan dengan sila dan kedisiplinan,
bukan juga karena banyak belajar,
atau mencapai konsentrasi,
atau hidup di tempat sunyi.
17/272
Berpikir bahwa ia telah menikmati,
kebahagiaan pembebasan yang tidak dirasakan umat biasa.
Biksu, berusahalah terus,
hingga lenyapnya semua kekotoran batin.
Baca kisah beberapa biksu mencapai kearahatan.