Kisah Tissa, si Biksu Yang Malas-Dhammapada
Kisah Tissa, si Biksu Yang Malas
Utthana kalamhi anutthahano,
yuva bali alasiyam upeto,
samsanna sankappamano kusito,
pannaya maggam alaso na vindati.
Tidak berlatih di saat seharusnya berusaha,
walau muda dan kuat namun malas,
pikiran penuh dengan khayalan,
orang itu tidak akan mendapatkan kebijaksanaan.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang biksu yang malas yang bernama Tissa.
Pada suatu ketika, Sang Buddha menahbiskan 500 pemuda untuk memasuki keanggotaan Sangha di Savatthi. Setelah menerima petunjuk meditasi dari Sang Buddha, semua biksu baru itu, kecuali seorang biksu, pergi ke hutan untuk melatih meditasi.
Di hutan itu, para biksu baru itu berlatih dengan serius dan giat sehingga akhirnya semuanya mencapai kesucian tingkat arahat. Pada saat mereka kembali ke vihara untuk bersujud kepada Sang Buddha, Sang Buddha amat terkesan dan puas dengan pencapaian mereka. Biksu Tissa yang tidak ikut bersama mereka tidak berusaha dengan giat dan tidak mencapai apa pun.
Pada saat biksu Tissa mengetahui bahwa hubungan antara Sang Buddha dan biksu-biksu itu sangat dekat dan akrab, ia pun merasa tersisihkan dan menyesal telah menyia-nyiakan waktu. Maka ia pun memutuskan untuk berlatih meditasi hingga tengah malam.
Pada saat biksu Tissa sedang bermeditasi jalan pada malam itu, ia terpeleset dan tulang pahanya patah. Biksu-biksu lain yang mendengar rintihannya berdatangan membantunya.
Mendengar peristiwa itu, Sang Buddha berkata, "Para biksu, seseorang yang tidak berusaha pada saat ia harus berusaha, namun ia melewatkan waktu dengan bermalas-malasan, maka ia tidak akan mencapai pencerapan mental (jhana) dan kesucian."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 280 bab Syair Jalan