Kisah Khemaka, Putra Orang Kaya - Dhammapada
Kisah Khemaka, Putra Orang Kaya
Cattari thanani naro pamatto,
apajjati paradarupasevi.
Apunnalabham na nikamaseyyam,
nindam tatiyam nirayam catuttham.
Apunnalahho ca gati ca papika,
bhitassa bhitaya rati ca thokika.
Raja ca dandam garukam paneti,
tasma naro paradaram na seve.
Empat petaka akan menimpa orang ceroboh,
yang melakukan perbuatan asusila.
Menerima akibat buruk, tidur tidak nyenyak,
difitnah, dan lahir di alam menyedihkan.
Kesenangan sesaat pria dan wanita ketakutan itu,
mengakibatkan hal buruk dan nasib buruk.
Raja akan menjatuhkan hukuman berat,
maka janganlah berbaring dengan pasangan orang lain.
Sang Buddha mengucapkan kedua ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan Khemaka, putra orang kaya yang melakukan perbuatan asusila dengan istri orang lain.
Khemaka, selain kaya raya, penampilannya juga menawan sehingga banyak sekali wanita yang sangat tertarik kepadanya. Mereka tidak mampu menahan godaannya dan tentu saja menjadi korbannya. Khemaka melakukan perbuatan asusila tanpa penyesalan.
Petugas kerajaan pernah 3 kali menangkap Khemaka karena melakukan perbuatan asusila dan menyeretnya menghadap raja. Akan tetapi, raja Pasenasi dari kerajaan Kosala tidak dapat berbuat apa-apa karena Khemaka adalah keponakan Anathapindika.
Pada suatu hari, Anathapindika membawa Khemaka menghadap Sang Buddha. Sang Buddha memberi nasihat kepada Khemaka tentang keburukan dari melakukan tindakan asusila dan akibat buruknya yang amat berat.
Sang Buddha lalu mengucapkan kedua ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, Khemaka mencapai kesucian tingkat sotapanna.
Dhammapada ayat 309 dan 310 bab Syair Neraka