Kisah Biksu Dhammarama - Dhammapada
Kisah Biksu Dhammarama
Dhammaramo dhammarato,
dhammam anuvicintayam,
dhammam anussaram bhikkhu,
saddhamma na parihayati.
Berdiam dan bergembira di dalam Dhamma,
merenungkan dan mengingat Dhamma.
Ialah seorang biksu,
yang tidak akan jauh dari Dhamma sejati.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Dhammarama.
Setelah mengumumkan kepada umat-Nya bahwa Sang Buddha akan memasuki Parinibbana empat bulan mendatang, kebanyakan biksu-biksu yang berstatus puthujjana (biksu yang belum mencapai kesucian) merasa sangat tertekan dan merasa kehilangan serta tidak tahu harus berbuat apa. Mereka hanya bisa selalu berada di dekat Sang Buddha, sukar sekali bagi mereka untuk jauh dari hadapan-Nya.
Akan tetapi, terdapat seorang biksu yang bernama Dhammarama yang malahan menyendiri dan tidak selalu berada di dekat Sang Buddha. Ia berjuang dengan gigih dalam melatih meditasi pandangan terang (vipassana).
Beberapa orang biksu tidak mengetahui perjuangan dan tujuan suci biksu Dhammarama. Mereka salah paham terhadap tindakannya dan mereka membawanya ke hadapan Sang Buddha dan berkata, "Bhante! Biksu ini kelihatannya tidak memiliki kasih sayang dan perhatian atau penghormatan terhadap Anda. Ia selalu menyendiri pada saat semua biksu berada di dekat Sang Tathagata."
Setelah semua biksu mengutarakan apa yang ingin mereka tuduhkan, biksu Dhammarama dengan sopan santun menjelaskan kepada Sang Buddha mengapa ia jarang datang menjenguk Sang Buddha dan juga melaporkan bahwa ia sedang berusaha keras melatih meditasi pandangan terang.
Sang Buddha puas dan bahagia dengan penjelasan dan perbuatan biksu Dhammarama dan Ia berkata, "Putra-Ku, Dhammarama, kau telah bertindak benar. Seorang biksu yang mencintai dan menghormati-Ku seharusnya bertindak sepertimu. Mereka yang melakukan persembahan bunga-bungaan, wewangian dan dupa kepada-Ku bukanlah menghormati-Ku. Hanya mereka yang mempraktikkan Dhamma-lah yang benar-benar menghormati-Ku."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, biksu Dhammarama mencapai kesucian tingkat arahat.
Dhammapada ayat 364 bab Syair Biksu