Kisah Biksu Membunuh Angsa - Dhammapada
Kisah Seorang Biksu Membunuh Seekor Angsa
Hatthasamyato padasamyato,
vacasamyato samyatuttamo,
ajjhattarato samahito,
eko santusito tamahu bhikkhum.
Ia yang mengendalikan tangan, kaki dan mulutnya,
yang berbahagia di dalam meditasi dan ketenangan,
yang merasa puas dan hidup menyendiri,
ialah yang disebut dengan biksu.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang biksu yang membunuh seekor burung bangau.
Terdapat seorang biksu muda yang mahir melempar batu. Ia mampu mengenai sasaran yang bergerak cepat dengan tingkat kegagalan yang kecil. Pada suatu hari, saat berbincang-bincang dengan biksu lain setelah mereka selesai mandi di sungai Aciravati, ia melihat dua ekor angsa terbang tak jauh dari mereka.
Biksu itu berkata kepada rekan biksunya bahwa ia mampu menjatuhkan salah seekor dari angsa-angsa itu dengan satu lemparan batu. Selesai berkata demikian, bangau itu, mendengar suara, menoleh ke belakang dan biksu itu melemparkan sebuah batu koral ke arah angsa itu. Batu koral itu masuk lewat salah satu mata angsa itu dan keluar lewat mata sebelahnya. Angsa itu mengerang menyedihkan karena kesakitan dan jatuh di dekat kaki biksu muda itu.
Beberapa orang biksu yang melihat kejadian itu memboyong biksu muda itu menghadap Sang Buddha. Sang Buddha menasihatinya dengan berkata, "Putra-Ku, mengapa kau bunuh burung ini? Kau, anggota Sangha, seharusnya melatih cinta kasih kepada semua makhluk dan kau seharusnya berjuang dengan keras meraih kebebasan dari perputaran kelahiran berulang. Bahkan pada masa tiada Dhamma, orang-orang bijaksana selalu melatih kemoralan dan menjalankan sila. Seorang biksu seharusnya mengendalikan kedua tangan, kedua kaki dan mulutnya."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 362 bab Syair Biksu