Kisah Biksu Santakaya - Dhammapada
Kisah Biksu Santakaya
Santakayo santavaco,
santava susamahito,
vantalokamiso bhikkhu,
upasanto ti vuccati.
Tenang tindakannya, tenang ucapannya,
tenang pikirannya, terpusat dengan baik.
Biksu yang telah melenyapkan kemelekatan dunia ini,
disebut dengan orang yang damai.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan biksu Santakaya.
Terdapat seorang biksu yang bernama Santakaya yang terlahir sebagai seekor singa pada kehidupan sebelumnya. Dikisahkan bahwa beberapa ekor singa selalu pergi mencari makan seharian dan beristirahat di sebuah gua selama 7 hari tanpa bergerak.
Biksu Santakaya, karena pernah terlahir sebagai singa, bertingkah laku mirip singa. Ia hanya sedikit bergerak, gerakannya juga lamban dan mantap, serta terbiasa tenang dan terarah.
Beberapa orang biksu menganggap kebiasaan biksu Santakaya itu sangat aneh dan melaporkan hal itu kepada Sang Buddha. Setelah mendengar laporan para biksu itu, Sang Buddha berkata kepada mereka, "Para biksu! Seorang biksu seharusnya tenang dan terarah, ia seharusnya bertindak tanduk seperti biksu Santakaya."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, biksu Santakaya mencapai kesucian arahat.
Dhammapada ayat 378 bab Syair Biksu