Kisah Biksu Yang Berteman Dengan Murid Devadatta - Dhammapada
Kisah Biksu Yang Berteman Dengan Murid Devadatta
Salabham natimanneyya,
nannesam pihayam care,
annesam pihayam bhikkhu,
samadhim nadhigacchati.
Appalabhopi ce bhikkhu,
salabham natimannati,
tam ve deva pasamsanti,
suddhajivim atanditam.
Jangan meremehkan apa yang telah didapat,
juga jangan iri terhadap milik orang lain.
Biksu yang iri hati terhadap orang lain,
tidak akan mampu mencapai samadhi.
Biksu yang puas dengan apa yang didapat,
walaupun hanya memperoleh sedikit.
Bahkan dewa pun akan memuji,
orang yang hidup suci dan tidak malas itu.
Sang Buddha mengucapkan ayat-ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan seorang biksu yang bersahabat dengan seorang pengikut Devadatta.
Terdapat seorang biksu murid Sang Buddha yang bersahabat dengan pengikut Devadatta. Ia berkunjung ke vihara Devadatta dan menetap di sana selama beberapa hari. Beberapa biksu lain melaporkan kepada Sang Buddha masalah kedekatan biksu itu dengan murid Devadatta dan, bahkan ia telah berkunjung ke vihara Devadatta untuk tinggal di sana selama beberapa hari, makan, tidur dan kemungkinan menikmati makanan-makanan pilihan dan kenyamanan di vihara itu.
Sang Buddha memanggil biksu itu dan bertanya apakah benar kalau ia telah melakukan hal-hal seperti yang Ia dengar. Biksu itu menegaskan bahwa ia telah pergi ke vihara Devadatta selama beberapa hari, akan tetapi ia berkata bahwa ia tidak mengikuti ajaran Devadatta.
Sang Buddha menasihatinya dan mengutarakan bahwa tindakannya itu akan terlihat seolah-olah ia seorang pengikut Devadatta. Sang Buddha berkata kepadanya, "Putra-Ku, walaupun kau tidak mempelajari ajaran Devadatta, kau bertindak seperti kau adalah salah seorang pengikutnya."
Sang Buddha melanjutkan, "Seorang biksu seharusnya merasa puas dengan semua yang ia peroleh dan tidak mengiri terhadap milik orang lain. Seorang biksu yang iri hati terhadap keberuntungan orang lain tidak akan mencapai samadhi (konsentrasi: kesadaran yang terbebas dari kebodohan, keserakahan dan kebencian), ataupun pencerahan, atau Jalan yang membawa seseorang ke nibbana. Hanya biksu yang merasa puas dengan apapun yang ia peroleh mampu mencapai konsentrasi, pencerahan dan Jalan."
Sang Buddha lalu mengucapkan kedua ayat itu.
Dhammapada ayat 365 dan 366 bab Syair Biksu