Kisah Biksuni Khema - 1 - Dhammapada
Kisah Biksuni Khema (1)
Ye ragarattanupatanti sotam,
sayamkatam makkatakova jalam,
etampi chetvana vajanti dhira,
anapekkhino sabbadukkham pahaya.
Orang-orang yang memuja nafsu akan terseret arus,
bagaikan laba-laba yang terjerat jaringnya sendiri.
Inilah yang dilenyapkan oleh orang-orang bijak,
tanpa kemelekatan, maka terlepaslah semua derita.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan ratu Khema.
Ratu Khema adalah ratu utama raja Bimbisara. Ia sangat cantik dan amat sombong. Raja ingin ratu pergi ke vihara Veluvana untuk bersujud kepada Sang Buddha. Akan tetapi ratu pernah mendengar bahwa Sang Buddha selalu meremehkan kecantikan sehingga ia pun berusaha menghindar bertemu dengan Sang Buddha.
Raja memaklumi tindakan ratu menjauhi Sang Buddha, ia juga tahu betapa bangganya ratu terhadap kecantikan dirinya. Raja memerintahkan penyanyi-penyanyi istana untuk menyanyikan lagu-lagu yang memuji vihara Veluvana, tentang suasananya yang menyenangkan dan damai, dan lainnya. Mendengar lagu-lagu itu, ratu menjadi tertarik dan memutuskan untuk pergi ke vihara Veluvana.
Pada saat ratu tiba di vihara, Sang Buddha sedang membabarkan Dhamma kepada hadirin. Dengan kesaktian-Nya, Sang Buddha menghadirkan seorang gadis belia yang sangat cantik, duduk dekat-Nya dan mengipasi-Nya. Pada saat ratu memasuki aula pengunjung, hanya ia sendiri yang bisa melihat gadis belia jelmaan itu.
Membandingkan kecantikan gadis belia itu dengan dirinya sendiri, ratu menyadari bahwa kecantikannya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan gadis belia itu. Ketika ratu kembali menatap gadis belia itu, kecantikannya mulai memudar secara berangsur-angsur. Pada akhirnya, ratu melihat seorang wanita tua jompo yang kemudian berubah menjadi mayat, tubuh busuknya dikerubungi oleh belatung. Seketika itu juga, ratu menyadari ketidakkekalan dan kesia-siaan kecantikan.
Sang Buddha mengetahui keadaan pikiran ratu dan berkata, "Khema! Lihatlah dengan saksama tubuh yang membusuk ini, yang terbuat dari kerangka tulang belulang dan merupakan subjek penyakit dan pelapukan. Lihatlah dengan saksama tubuh yang dijunjung tinggi oleh orang-orang bodoh. Lihatlah tidak berharganya kecantikan dari gadis belia ini."
Setelah mendengar ucapan Sang Buddha itu, ratu mencapai kesucian tingkat sotapanna.
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha itu ratu Khema mencapai kearahatan dan memasuki keanggotaan Sangha dan akhirnya menjadi Murid Wanita Utama Sang Buddha.
Dhammapada ayat 347 bab Syair Nafsu Keinginan