Kisah Seekor Babi Muda - Dhammapada

Dhammapada ayat 338 sampai 343 bab Syair Nafsu Keinginan
Kisah Seekor Babi Muda

Yathapi mule anupaddave dalhe,
chinnopi rukkho punareva ruhati,
evampi tanhanusaye anuhate,
nibbattati dukkhamidam punappunam.

Yassa chattimsati sota,
manapasavana bhusa,
maha vahanti dudditthim,
sankappa raganissita.

Savanti sabbadhi sota,
lata uppajja titthati,
tanca disva latam jatam,
mulam pannaya chindatha.

Saritani sinehitani ca,
somanassani bhavanti jantuno,
te satasita sukhesino,
te ve jatijarupaga nara.

Tasinaya purakkhata paja,
parisappanti sasova bandhito,
samyojanasangasattaka,
dukkhamupenti punappunam ciraya.

Tasinaya purakkhata paja,
parisappanti sasova bandhito,
tasma tasinam vinodaye,
akankhanta viragamattano.

Pohon yang ditebang akan kembali tumbuh,
bila akarnya tak tersentuh dan masih kuat.
Begitupun nafsu keinginan yang masih berakar,
penderitaan akan muncul lagi dan lagi.

Bila 36 arus keinginan mendesak kuat,
masuk ke dalam pikiran lewat hal yang menyenangkan.
Orang yang terlena itu,
pikirannya akan hanyut terseret.

Keinginan mengalir ke mana-mana,
dan keterikatannya tumbuh dan berkembang.
Melihat tanaman liar itu telah muncul,
potonglah hingga ke akar-akarnya dengan kebijaksanaan.

Para makhluk timbul perasaan senang,
pada saat tersiram nafsu keinginan.
Tergoda oleh kegembiraan,
mereka menjadi korban kelahiran dan kematian.

Dengan penuh nafsu, manusia melompat dan berlari,
bagikan seekor kelinci yang terperangkap.
Terikat oleh belenggu dan keinginan,
mereka berkali-kali mengalami penderitaan.

Dengan penuh nafsu, manusia melompat dan berlari,
bagaikan seekor kelinci yang terperangkap.
Karena itu, biksu yang ingin membebaskan diri,
seharusnya mengenyahkan semua nafsu keinginan.

Sang Buddha mengucapkan ayat-ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan seekor babi kecil.

Pada suatu hari, ketika Sang Buddha sedang berkeliling kota Rajagaha untuk menerima dana makanan, Ia melihat seekor babi kecil yang kotor. Sang Buddha pun tersenyum. Biksu Ananda bertanya mengapa Ia tersenyum.

Sang Buddha berkata, "Ananda, babi muda ini dulunya terlahir sebagai seekor ayam betina pada masa Kakusandha Buddha. Karena ia hidup dekat sebuah ruang makan vihara maka ia sering mendengar pembacaan kitab suci dan khotbah-khotbah Dhamma. Pada saat ayam betina itu meninggal ia terlahir sebagai seorang tuan putri."

Sang Buddha melanjutkan, "Pada suatu ketika, pada saat pergi ke kamar mandi, ia melihat sejumlah ulat dan ia pun menyadari tentang kebencian dari tubuh, dan lainnya. Setelah meninggal sebagai tuan putri, ia terlahir di alam brahma sebagai seorang brahma yang belum memiliki kesucian (puthujjana). Namun karena beberapa benih karma buruknya, ia terlahir menjadi seekor babi."

Sang Buddha menjelaskan, "Ananda, lihatlah, karena karma baik dan buruk perputaran roda kelahiran tiada akhir."

Sang Buddha lalu mengucapkan keenam ayat itu.

Dhammapada ayat 338 sampai 343 bab Syair Nafsu Keinginan



Sekilas Info


PEMBANGUNAN VIHARA MAHASAMPATTI


Vihāra Mahāsampatti mengajak para dermawan berhati mulia untuk menjadi penyokong Dhamma dan penganjur berdana dengan berdana COR LANTAI.


Luas bangunan Vihāra Mahāsampatti ± 5555 m2. Untuk itu Vihāra Mahāsampatti yang terletak di Jalan Pajang No. 1-3-5-7-9-11, Kel. Sei Rengas Permata, Kec. Medan Area, Medan, Sumatera Utara, masih sangat membutuhkan kedermawanan Anda.



Baca di situs resminya:

http://donasi.viharamahasampatti.or.id





MEDITASI VIPASSANA


Sukhesikarama Mindfulness Forest (SUMMIT), Bakom, Cianjur, Jawa Barat:

Tempat terbuka sepanjang tahun bagi yang ingin berlatih secara intensif baik mingguan, bulanan, maupun tahunan.



Selama masa pandemi Covid 19 retreat ditiadakan, namun bagi yang ingin berlatih meditasi silahkan datang.

Informasi Lengkap:
lihat di website Sukhesikarama


Informasi Guru Pembimbing:
simak tentang Bhante GUNASIRI

Channel di Youtube Sukhesikarama TV

“Bukan ada waktu baru bermeditasi, tetapi luangkanlah banyak waktu untuk bermeditasi”





PEMBANGUNAN RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTER


Panitia pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE memberi kesempatan untuk berbuat kebajikan, demi terwujudnya pembangunan RAKKHITAVANA BUDDHIST CENTRE di Jl. LetJend Jamin Ginting KM 27, sebagai tempat meditasi yang terpadu, sunyi, segar, serta bernuansa asri dengan lokasi yang terjangkau dalam waktu 1 jam dari kota Medan.


Baca di halaman Facebooknya:

Rakkhitavana.