Kisah Biksu Sivali - Dhammapada
Kisah Biksu Sivali
Yomam palipatham duggam,
samsaram mohamaccaga,
tinno paragato jhayi,
anejo akathamkathi,
anupadaya nibbuto,
tamaham brumi brahmanam.
Ia yang telah melewati jalan sulit ini,
kelahiran berulang dan kebodohan,
yang telah sampai di pantai seberang,
berlatih meditasi, bebas dari keinginan dan keraguan,
telah mencapai nibbana,
ia Kusebut orang suci.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di hutan Kundadhana, di dekat kota Kundakoliya, sehubungan dengan biksu Sivali.
Putri Suppavasa dari Kundakoliya sedang hamil selama 7 tahun, lalu 7 hari ia merasakan sakit karena bersalin. Ia terus-menerus merenungkan keagungan Buddha, Dhamma dan Sangha dan akhirnya ia meminta suaminya pergi bersujud kepada Sang Buddha atas namanya serta melaporkan kondisinya.
Setelah menerima laporan kondisi Suppavasa, Sang Buddha berkata, "Semoga Suppavasa terhindar dari bahaya dan kesakitan. Semoga ia melahirkan seorang anak suci yang sehat dengan selamat."
Saat kata-kata itu diucapkan, Suppavasa melahirkan seorang anak laki-laki di rumahnya. Di hari itu juga, setelah kelahiran anak itu, Sang Buddha dan beberapa orang biksu diundang ke rumahnya. Persembahan dana makanan dilakukan di sana dan anak itu mempersembahkan air yang telah disaring kepada Sang Buddha dan para biksu. Untuk merayakan kelahiran anak mereka, mereka mengundang Sang Buddha dan para biksu menerima dana makanan selama 7 hari.
Pada saat anak itu tumbuh dewasa, ia memasuki keanggotaan Sangha dan sebagai seorang biksu ia dikenal dengan sebutan Sivali. Ia mencapai kesucian tingkat arahat dalam waktu singkat, pada saat rambutnya sedang dicukur. Di kemudian hari, ia dikenal sebagai biksu yang paling banyak menerima persembahan. Ia tiada bandingan di dalam hal menerima persembahan.
Pada suatu kesempatan, beberapa orang biksu bertanya kepada Sang Buddha mengapa biksu Sivali, yang mempunyai ciri-ciri arahat, terkurung di dalam rahim ibunya selama 7 tahun.
Sang Buddha berkata, "Para biksu! Pada salah satu kehidupan masa lampau Sivali, ia adalah pangeran dari seorang raja yang kerajaannya telah direbut oleh raja lain. Untuk merebut kembali kerajaannya, pangeran mengepung ibukota sesuai anjuran ibunya. Hasilnya, penghuni kota itu kehabisan makanan dan air selama 7 hari."
Sang Buddha melanjutkan, "Karena benih karma buruk itu, Sivali terkurung di dalam rahim ibunya selama 7 tahun. Namun kini ia telah mengakhiri semua penderitaan, ia telah mencapai nibbana."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 414 bab Syair Brahmana