Kisah Biksuni Dhammadinna - Dhammapada
Kisah Biksuni Dhammadinna
Yassa pure ca paccha ca,
majjhe ca natthi kincanam,
akincanam anadanam,
tamaham brumi brahmanam.
Ia yang tidak lagi melekat kepada masa lampau,
masa sekarang dan masa mendatang,
yang tidak terikat dan tidak menginginkan apapun,
ia Kusebut orang suci.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Veluvana, di dekat kota Rajagaha, sehubungan dengan biksuni Dhammadinna.
Di Rajagaha terdapat seorang upasaka yang bernama Visakha. Setelah berulang-ulang kali mendengar khotbah Dhamma Sang Buddha, Visakha mencapai kesucian tingkat anagami dan ia berkata kepada istrinya, "Terimalah semua harta bendaku. Sejak hari ini, aku tidak akan terlibat di dalam urusan rumah ini."
Isrinya, Dhammadinna, menjawab, "Siapa yang ingin menelan ludah yang telah kau buang?"
Ia meminta izin dari suaminya untuk menjadi biksuni. Setelah menjadi biksuni, ia pergi ke sebuah vihara yang terletak di dekat sebuah desa kecil dan tinggal di sana bersama beberapa orang biksuni lain dan berlatih meditasi. Dalam waktu singkat, ia mencapai kesucian tingkat arahat dan kembali ke Rajagaha.
Visakha, mendengar kabar bahwa biksuni Dhammadinna telah kembali, ia pun pergi menemuinya dan bertanya kepadanya beberapa pertanyaan. Pada saat Visakha bertanya kepadanya persoalan 3 tingkat kesucian pertama (sotappana, sakadagami, dan anagami), biksuni Dhammadinna menjawabnya. Tetapi, pada saat ia bertanya tentang kesucian arahat, biksuni Dhammadinna menjawab, "Upasaka! Masalah ini di luar pemikiranmu. Jika kau mau tahu, kau tanyakanlah kepada Sang Buddha."
Pada saat Visakha bertanya kepada Sang Buddha, Sang Buddha berkata, "Dhammadinna sudah menjawab pertanyaanmu. Jika kau bertanya kepada-Ku maka Aku akan memberikan jawaban yang sama." Dengan berkata demikian, Sang Buddha menyatakan bahwa biksuni Dhammadinna telah mencapai kesucian arahat.
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu.
Dhammapada ayat 421 bab Syair Brahmana