Kisah Devahita, si Brahmana - Dhammapada
Kisah Devahita, si Brahmana
Pubbenivasam yo vedi,
saggapayanca passati,
atho jatikkhayam patto,
abhinnavosito muni,
sabbavositavosanam,
tamaham brumi brahmanam.
Ia yang tahu kehidupan lampaunya,
yang mengetahui surga dan neraka,
telah mencapai kelahiran terakhir dengan kebijaksanaan,
yang telah menjalankan hidup suci,
mengakhiri nafsu keinginan,
ia Kusebut orang suci.
Sang Buddha mengucapkan ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan Devahita, seorang brahmana.
Pada suatu ketika, Sang Buddha menderita sakit lambung dan ia meminta kepada biksu Upavana untuk mengambil air hangat dari Devahita, si brahmana. Devahita sangat gembira terhadap kesempatan yang jarang itu untuk berdana sesuatu kepada Sang Buddha. Selain air hangat, ia juga menitip biksu Upavana air sari tebu untuk Sang Buddha.
Setelah sampai di vihara, biksu Upavana menyediakan air hangat untuk Sang Buddha mandi. Setelah mandi, biksu Upavana menyuguhi Sang Buddha air tebu yang telah diseduh dengan air hangat. Setelah meminumnya, seketika itu juga Sang Buddha sehat kembali.
Devahita datang dan bertanya kepada Sang Buddha, "Bhante! Berdana kepada siapa yang dapat memberikan manfaat yang besar bagi si pendana?"
Sang Buddha berkata, "Brahmana! Berdana kepada ia yang telah meletakkan semua kejahatan adalah yang paling bermanfaat bagi si pendana."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat itu. Setelah mendengar ucapan Sang Buddha, dalam hati Devahita timbul keyakinan yang amat kuat terhadap Tiga Permata dan menjadi upasaka (umat berumah tangga) Sang Buddha.
Dhammapada ayat 423 bab Syair Brahmana