Kisah Beberapa Orang Biksu (2) - Dhammapada
Kisah Beberapa Orang Biksu (2)
Na vakkaranamattena,
vannapokkharataya va,
sadhurupo naro hoti,
issuki macchari satho.
Yassa cetam samucchinnam,
mulaghaccam samuhatam,
sa vantadoso medhavi,
sadhurupo ti vuccati.
Bukan hanya dengan ucapan yang ramah,
atau tampilan yang menawan,
seseorang disebut baik hati,
jika ia masih iri hati, egois, dan pendusta.
Ia yang mematahkan hal-hal itu,
mencabut, dan membinasakannya,
dan telah menyingkirkan kebencian,
maka orang itu disebut baik hati.
Sang Buddha mengucapkan kedua ayat ini pada saat berada di vihara Jetavana, di dekat kota Savatthi, sehubungan dengan beberapa orang biksu yang mengiri terhadap biksu lain.
Di vihara, para biksu muda dan para samanera mempunyai kebiasaan mengurusi keperluan para biksu tua guru mereka. Mereka mencuci dan mewarnai jubah-jubah, terkadang melakukan pelayan kecil kepada guru-guru mereka. Beberapa orang biksu merasa iri hati terhadap layanan kepada para biksu senior itu, maka mereka membuat sebuah gagasan yang dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka.
Biksu-biksu itu berencana akan mengusulkan kepada Sang Buddha bahwa para biksu muda dan para samanera diharuskan menemui mereka untuk memperoleh petunjuk-petunjuk dan nasihat-nasihat walaupun mereka telah mempunyai guru tetap.
Pada saat mereka menghadap Sang Buddha untuk mengajukan saran itu, Sang Buddha mengetahui dengan pasti niat mereka dan menolaknya.
Sang Buddha berkata kepada mereka, "Para biksu, Aku tidak berkata bahwa kalian baik hati karena kalian berbicara dengan ramah. Hanya mereka yang telah mengatasi nafsu keinginan dan niat jahat seperti yang dimaksud dalam Jalan Kearahatan dapat disebut dengan orang baik hati."
Sang Buddha lalu mengucapkan ayat-ayat itu.
Dhammapada ayat 262 dan 263 bab Syair Orang Adil